Sabtu, 13 Desember 2014

Posted by Unknown On 01.48
Burung ini masih menyisakan misteri. Keberadaannya hanya diketahui dari awetan yang dikoleksi dari Pulau Siau, Sulawesi Utara, tahun 1866.Seri burung Celepuk siau Otus siaoensis ini adalah serial bersambung burung-burung terancam punah hasil kerjasama antara Mongabay Indonesia dengan Burung Indonesia. Celepuk Siau sendiri merupakan jenis endemik yang hanya hidup di Kabupaten Kepulauan Sitaro (Siau-Tagulandang-Biaro), Sulawesi Utara.

Burung yang aktif di malam hari ini awalnya dianggap sebagai anak jenis dari celepuk maluku Otus magicus. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Frank Lambert dan Pamela Rasmussen tahun 1998 menunjukkan bahwa anak jenis ini layak dijadikan jenis tersendiri berdasarkan ciri-ciri morfologinya.

Semua Celepuk siau (Otus siaoensis) merupakan salah satu burung langka dan terancam punah di dunia. Burung celepuk siau adalah burung endemik yang hanya terdapat di sebuah pulau kecil bernama “Siau” di Kabupaten Sangihe, Propinsi Sulawesi Utara. Burung yang masuk dalam kategori keterancaman tertinggi, Kritis (Critically Endangered) ini tidak lagi pernah terlihat kembali sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1866.



Celepuk siau merupakan anggota burung hantu (ordo Strigiformes) yang dalam bahasa Inggris biasa disebut sebagai Siau Scops-owl. Sedangkan dalam nama ilmiah (latin) celepuk ini diberi nama Otus siaoensis.

Ciri, Habitat, dan Persebaran. Belum banyak data yang bisa menggambarkan ciri, habitat dan persebaran burung ini. Burung celepuk siau mempunyai ukuran tubuh yang relatif kecil, panjangnya sekitar 17 cm. Seperti burung hantu lainnya, terutama celepuk, burung endemik pulau Siau ini mempunyai ukuran kepala dan sayap yang relatif besar.

Burung langka ini termasuk binatang nokturnal yang lebih banyak aktif di malam hari terutama untuk berburu mangsa. Di siang hari, celepuk siau (Otus siaoensis) banyak menghabiskan waktunya untuk beristirahat.

Burung celepuk siau diyakini hanya terdapat di satu tempat yakni pulau Siau (Koordinat: 2°43’22″N   125°23’36″E) di Kabupaten Sangihe, Propinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Di duga binatang endemik ini mendiami daerah di sekitar Danau Kepetta yang terletak di bagian Selatan Pulau Siau. Selain itu juga di sekitar Gunung Tamata yang berada di bagian tengah Pulau Siau. Meskipun populasi di habitat tersebut hanya berdasarkan pengakuan masyarakat sekitar.

sumber : http://tamboenman.blogspot.com/2014/08/celepuk-siau-otus-siaoensis.html
sumber gambar :  http://www.kutilang.or.id/wp-content/uploads/2012/11/Celepuk-merah_-Otus-rufescens-rufescens_JE.jpg
KOTAPADI FLONA Lereng Merapi Sleman Yogyakarta 

0 komentar:

Posting Komentar