Minggu, 28 Desember 2014

Posted by Unknown On 22.36
Jalan yang terjal berbatu, gerimis yang semakin lama semakin membuat pakaian terasa basah dan dingin tidak mampu menghentikan laju ratusan relawan yang sedianya pagi itu  melaju perlahan tapi pasti menuju Jurang Jero.

Ya pagi itu hari minggu (28/12/2014) kami bersama ratusan relawan lain berlomba menuju Taman Nasional Gunung Merapi wilayah JURANG JERO Srumbung magelan guna melaksanakan acara penanaman pohon oleh teman - teman Forum Merapi Merbabu Hijau yang digawangi mas Jatmiko.

Acara semacam ini sebenarnya sering dilakukan oleh teman-teman FMMH hanya saja kali ini kegiatan sengaja mengajak dan mengikutsertakan relawan lainnya karena memang sudah sewajarnya kegiatan semacam ini harus menjadi perhatian banyak pihak.

Pohon gayam kali ini menjadi fokus jenis pohon yang ditanam karena pohon gayam dewasa memiliki kelebihan utama yaitu mampu menyerap polutan udara seperti debu yang lebih banyak karena tekstur daunnya tebal, lebar serta rimbun dan yang kedua tipikal akar pohon gayam yang cenderung sangat kokoh sangat baik untuk penyimpan cadangan air bersih dan sudah pasti bermanfaat mencegah tanah longsor. 

Gayam yang mempunyai nama latin Inocarpus fagiferus ini oleh masyarakat jawa, mempunyai makna filosofi ‘gayuh’ yang berarti cita-cita dan ‘ayem’ yang mempunyai arti damai, tenang, dan bahagia. Penanaman difokuskan pada tebing-tebing sungai. Di lokasi yang kami tanami masih banyak pohon pinus mercusi, tetapi juga banyak pohon pinus yang mati karena erupsi Gunung Merapi 2010 kemarin.

Sedikit informasi saja bahwa pohon gayam mempunyai manfaat didunia kesehatan karena Gayam memiliki kandungan zat kimia saponin yang berfungsi untuk membersihkan kotoran dalam usus besar dan saluran pencernaan. Selain itu gayam juga memiliki kandungan Flavonoida (zat antioksidan) kandungan ini berfungsi untuk kekebalan tubuh sehingga tubuh terjaga dari berbagai penyakit. Tanin merupakan unsur senyawa yang terdapat pada gayam, berfungsi untuk membantu usus lebih cepat menyerap sari makanan tanpa gangguan mikroba lain yang mengganggu dan menimbulkan pembusukan sebelum proses.

Tapi lepas dari kelebihan tanaman gayam dari semua segi yang paling penting adalah bagaimana kita semua bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan - kegiatan semacam ini. Semoga apa yang dilakukan Rekan - rekan FMMH bisa menjadi inspirasi bagi semua. Salut.

sumber gambar : http://forumhijau.com/wp-content/uploads/2014/12/10612584_755488587875574_5013802504349615587_n-300x168.jpg

KOTAPADI FLONA Lereng Merapi Sleman Yogyakarta.

Rabu, 17 Desember 2014

Posted by Unknown On 23.28
Buah Pinang atau bahasa latinnya Areca cathecu merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia.  Permintaan akan buah pinang ini lumayan tinggi.  Buah pinang umumnya banyak tumbuh dipekarangan atau kebun, dan belum banyak petani yang membudidayakan Pinang secara serius. Biji pinang berguna untuk bahan makanan, bahan baku industri seperti pewarna kain, dan obat. Biji pinang sebagai penyusun ramuan obat sudah masuk ke dalam daftar prioritas WHO (World Health Organization/organisasi kesehatan dunia) . Biji pinang ini sudah dimanfaatkan sebagai obat sejak ribuan tahun sebelum masehi, terutama di Mesir dan India. Hingga kini banyak negara yang menggunakan biji penang antara lain sebagai obat cacing, eksim, sakit gigi, flu, luka, kudis, difteri, nyeri haid, mimisan, sariawan, mencret, koreng, borok.  

SYARAT TUMBUH TANAMAN PINANG

Penanaman dilakukan di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuhnya maka akan memberikan dampak yang baik sehingga menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang optimal. Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan di dalam penanaman pinang antara lain :

Tanaman Pinang dapat berproduksi optimal pada ketinggian 0–1.000 m dpl (meter diatas permukaan laut). Tanaman pinang idialnya ditanam pada ketinggian dibawah 600 m diatas permukaan laut. Tanah yang baik untuk pengembangan pinang adalah tanah beraerasi baik, solum tanah dalam tanpa lapisan cadas, jenis tanah laterik, lempung merah dan aluvial. Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman pinang sekitar pH 4 - 8.

Curah hujan yang dikehendaki tanaman pinang antara 750-4.500 mm/tahun yang merata sepanjang tahun atau hari hujan sekitar 100 - 150 hari.
Tanaman pinang sangat sesuai pada daerah yang bertipe iklim sedang dan agak basah dengan bulan basah 3 - 6 bulan/tahun dan bulan kering 4 - 8 bulan/tahun.
Tanaman pinang dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum antara 20º - 32º C. Tanaman pinang menghendaki daerah dengan kelembaban udara antara 50 – 90 %.
Penyinaran yang sesuai untuk tanaman pinang berkisar antara 6-8 jam/hari. 


 Bibit Pinang

Bibit bermutu berasal dari benih terpilih yang berasal dari pohon induk terpilih. Seleksi pohon induk dapat dilakukan pada individu pohon, yaitu melalui seleksi sebagai berikut:

a. Pohon induk tumbuh tegar, batang lurus, mahkota pohon berbentuk setengah bulat dan pertumbuhan daun terbagi rata.

b. Pohon bebas dari serangan hama dan penyakit

c. Umur pohon lebih dari 10 tahun dan telah stabil berproduksi, yaitu sekitar 4-5 tahun.

d. Lingkar batang lebih dari 45 cm (diukur pada ketinggian 1 m dari permukaan tanah).

e. Daun yang terbuka penuh lebih dari 8 helai,

f. Jumlah tandan lebih dari 4 buah,

g. Jumlah buah per tandan lebih dari 50 butir.

TEKNIK BUDIDAYA.

Untuk budidaya tanaman pinang agar mendapatkan tanaman yang baik harus melalui beberapa tahap yaitu :

A. Persiapan Bibit.

Perbanyakan tanaman pinang dilakukan dari penyemaian biji. Kerugian pembibitan dengan biji adalah akan terjadi segregasi (penurunan kualitas keturunan) secara genetik pada tanaman yang bersifat heterosigous dan jangka waktu untuk berproduksinya akan sangat lama.

1). Jumlah bibit.

Kebutuhan biji untuk disemaikan sebaiknya dicadangkan sebanyak 50 % dari jumlah bibit yang diharuskan ditanam dalam setiap hektar areal tanam. Untuk jarak tanam 2,7 m X 2,7 m, akan diperoleh sebanyak 1.300 tanaman/Ha. Oleh karena itu disiapkan sebanyak 1.950 biji pinang untuk disemaikan.

2). Kriteria buah untuk bibit.

Beberapa kriteria tentang buah pinang yang baik untuk dijadikan bibit, yaitu ukuran, berat, dan umur buah. Khusus untuk ukuran buah, sangat tergantung pada varietas pinang. Ukuran buah pinang bervariasi dari ukuran kecil sampai besar.

Kriteria untuk ukuran buah besar adalah sebagai berikut:

a. Sebaiknya buah diambil yang mempunyai ukuran besar dan seragam, buah yang besar berpotensi menghasilkan buah yang besar.

b. Berat buah yang dijadikan bibit sekitar 60 buah/kg. Semakin sedikit jumlah per kilogramnya maka bijinyapun semakin baik dijadikan benih.

c. Umur Pohon yang baik untuk bibit.

Umur pohon lebih dari 10 tahun dan telah stabil berproduksi, yaitu sekitar 4-5 tahun. Buah untuk benih harus matang sempurna (warna oranye) dengan bobot di atas 35 g.

3). Perlakuan buah

Dalam pembibitan pinang ada yang tanpa perlakuan langsung menyemaikan buah dan ada yang diberi perlakuan terlebih dahulu sebelum disemai dengan merendam buah selama 24 jam. Air sangat mempengaruhi percepatan perkecambahan biji selain suhu, oksigen dan cahaya.

* Sebaiknya perendaman buah dalam air jangan terlalu lama
* Suhu yang tinggi akan memacu percepatan perkecambahan sejalan dengan naiknya suhu.
* Oksigen sangat diperlukan untuk respirasi. Dengan sistem drainase dan pengolahan pengaturan bedengan yang baik akan mempercepat perkecambahan karena aerasi berjalan dengan baik. Aerasi yang baik ini terjadi karena kebutuhan oksigen terjamin.

4). Persiapan lahan.

Sebelum dilakukan kegiatan perkecambahan biji, lahannya perlu disiapkan terlebih dahulu agar pertumbuhan optimal. Untuk kebutuhan bibit pada penanaman di lahan seluas 1 ha maka luas perkecambahan yang diperlukan sekitar 4-5 m² atau sekitar 400 biji/m². Langkah-langkah menyiapkan lahan sebagai berikut :

1. Pilih lokasi lahan yang cukup baik atau subur dan aman dari ganggguan orang, ternak, dan organisme pengganggu lainya.

2. Bersihkan lahan dari rumput terlebih dahulu dengan cara dicangkul.

3. Buat bedengan memanjang sesuai keadaan lahan dengan lebar 1 m. Caranya dengan menggali saluran drainase di antara dua bedengan dan tanah galiannya diuruk ke tengah sambil diratakan. Sebaiknya saluran drainase dirapikan.

5). Perkecambahan

Setelah lahan disiapkan, tahap selanjutnya adalah menyemai biji-biji yang sudah dipilih. Proses perkecambahan biji ini akan berlangsung sekitar 1,5-2 bulan. Saat itu akar atau tunas dari biji sudah bermunculan, tahapan perkecambahan biji adalah sebagai berikut :

1). Susun biji pinang terpilih pada bedengan dengan posisi horizontal. Penyusunan harus rapat agar daya tampung bedengan menjadi maksimal.

2). Tutup biji pinang tersebut dengan lapisan tanah subur setebal 0,5 cm.

3). Bedengan diberi naungan agar kelembaban terjaga dan terhindar dari sinar matahari langsung. Penyiraman dilakukan pada setiap pagi dan sore hari.

4). Bedengan diberi pagar agar terhindar dari gangguan hewan piaraan.

B. Cara Pembibitan.

Setelah biji berkecambah, kegiatan selanjutnya adalah pembibitan. Pembibitan ini dibagi dua tahap sebagai berikut :

Pembibitan
Pada tahap pembibitan pertama ini kecambah biji dibibitkan pada lahan dengan lebar 1 m dan panjang disesuaikan dengan kondisi lapangan dan bedengan diberi dinding keliling dari papan setinggi polybag ( 15 Cm). Tujuan agar polybag dapat disusun tegak dan rapi.

Setelah lahan pembibitan siap, kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan polybag untuk pembibitan. Polybag yang digunakan berukuran volume 1 kg atau setinggi 15 cm. Polybag harus memiliki lubang di bagian bawahnya agar drainasenya baik. Kemudian isi polybag dengan tanah hingga setinggi ¾ bagian, lalu dipadatkan.

Polybag diisi dengan kecambah biji pinang, pengambilan kecambah ini harus hati-hati agar tunas dan akarnya tidak rusak. Biji kecambah dibenamkan sedalam 4 Cm atau posisi rata dengan permukaan tanah, setiap polybag berisi satu kecambah, kecambah ini ditutupi dengan tanah secukupnya agar kelihatan rapi.

Agar terhindar dari sengatan matahari bedengan diberi naungan. Tinggi tiang naungan sekitar 2,5 m. Sebagai atap bisa dari daun kelapa, nipah dan alang-alang , naungan mulai dikurangi setelah bibit berumur 1,5 bulan. Pengurangan ini dilakukan hingga bibit akan dipindahkan pada pembibitan kedua atau sudah berumur 5 bulan.

Polybag yang disiapkan bervolume sekitar 6 kg media tanam. Ke dalam polybag diisi tanah subur 2/3 bagian. Selain tanah subur, ke dalam polybag pun dapat diisi dengan kompos plus. Dari 2/3 bagian polybag yang akan diisi dengan media tanam, 50 % adalah kompos plus(pada bagian bawah) dan 50 % sisanya diisi tanah biasa (pada bagian atas).

Setelah media tanamnya dimasukan didalam polybag besar, bibit dari polybag kecil pada pembibitan tahap pertama dapat dipindahkan. Caranya dengan menyobek polybag kecil, lalu bibit ditanam dalam polybag besar. Tanahnya harus relatif padat dan pangkal batang bibit tepat pada permukaan polybag.

Agar pertumbuhan tanaman dalam polybag lebih sempurna pertumbuhannya perlu dilakukan pemupukan NPK dengan dosis 20 g setiap polybag.

Pada areal pembibitan ke dua ini tidak perlu ada pelindung dari sinar matahari, karena sinar matahari sangat diperlukan bibit untuk pertumbuhannya.

Lokasi pembibitan sebaiknya diberi pagar keliling untuk menghindari gangguan dari hewan peliharaan, sebaiknya lokasi pembibitan dekat dengan sumber air.

Pemeliharaan tahap ke dua ini dilakukan selama tujuh bulan atau hingga bibit berumur satu tahun terhitung dari pembibitan tahap pertama. Dan bibit siap di tanam.

Persiapan Lahan Penanaman
Tahapan yang harus dilakukan setelah lokasi tanam di tentukan lahan perlu dilakukan pengolahan lahan dari pembukaan lahan sampai dengan pembuatan lobang tanam.
Penanaman di lahan pertanaman kelapa (pinang sebagai tanaman sela) dapat dilakukan pada lahan pertanaman kelapa yang memiliki jarak tanam 9 x 9 meter segi empat. Tanaman pinang dapat ditanam diantara dua baris tanaman kelapa dengan jarak tanam 2,5 x 2,5 meter segi empat

Penentuan jarak tanam

Jarak tanam yang biasa di tanam dilapangan adalah 2,7 m X 2,7 m. Jarak tanam ini dianggap cukup efisian untuk pertumbuhan tanaman.

Diantara tanaman dalam barisan dapat ditanami dengan tanaman lain seperti tanaman palawijo sebagai tanaman tumpang sari.
Pemancangan Ajir
Pemancangan dilakukan setelah lahan penanaman bersih. Dengan pemancangan akan memudahkan penentuan letak lubang tanam dengan jarak teratur.

Pemancangan didasarkan pada kerapatan pohon per hektar, jarak tanam, dan topografi daerah setempat. Pemancangan di areal rata dilakukan sesuai jarak tanam. Sedangkan dilahan berbukit atau berkontur, pemancangan dilakukan dengan arah barisan menurut kontur lahan dan jarak antar barisan menurut proyeksi jarak antar barisan.

Alat yang digunakan untuk melakukan pemancangan adalah tali nylon (tali polythylene). Tali nylon disiapkan sepanjang 100 m. Pada tali tersebut diberi tanda (diikat diikat dengan benang) batas setiap panjang 3 m. Sebaiknya ada perbedaan mencolok antara warna tali nylon dengan benang. Fungsi tanda tersebut adalah memudahkan penancapan ajir di areal.

Ajir biasanya dibuat dari bambu dengan diameter minimal 2 cm. Tinggi anjir sekitar 1,5 m. Jumlah ajir yang disiapkan sesuai jumlah tanaman yang seharusnya disiapkan untuk luasan tertentu. Dengan jarak tanam 2,7 m x 2,7 m maka yang perlu disiapkan sekitar 1.300 ajir (untuk luasan 1 hektar). Agar ajir mudah ditancapkan ketanah bagian pangkalnya diruncingkan.

Setelah alat dan ajir disiapkan, pemancangan dapat segera dilakukan. Tancapan satu ajir di sudut tertentu dari lahan, misalnya sudut sebelah timur dan ikatkan tali nylon pada ajir tersebut. Tarik tali seluruhnya kearah sudut lainnya (barat). Beri ajir disudut barat dan ikat tali pada ajir tersebut. Tarikan tali ini nantinya akan merupakan barisan pertama. Tali harus ditarik lurus ke arah sudut lain. Penancapan ajir tersebut dapat disesuaikan dengan lahan terpanjang walaupun tanpa arah.

Setelah itu, tancapan ajir satu per satu sesuai tanda pada tali. Bila sudah selesai, tali dapat dipindahkan pada barisan di sebelahnya atau barisan kedua yang sebelumnya sudah diukur dengan jarak 2,7 m. Lakukan pemancangan ajir seperti pada barisan pertama, demikian seterusnya hingga seluruh lahan diberi ajir. Setiap selesai pemancangan ajir pada satu barisan.

 
Pengaturan jalur dalam kebun jalur A (lebar 1 M) sebagai jalan, jalur B ditanami kacang-kacangan. Jalur X sebagai barisan tanaman pinang.

Pembuatan lubang tanam.

Lubang tanam untuk pinang dibuat dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm. Lubang tanam harus sudah dibuat 1 bulan sebelum penanaman karena perlu dibiarkan terbuka kena sinar matahari selama 1 bulan. Setelah itu lubang dapat di isi tanah lapisan atas yang telah dicampur dengan kompos atau pupuk kandang sebanyak 1 kg. Selain itu, tanah lapisan atas tersebut pun dapat dicampur pupuk NPK sebanyak 50-75 g/lubang. Tanah tercampur pupuk tersebut dimasukan ke lubang hingga 1/3 bagian saja.

Penanaman tanaman penutup tanah.

Bila lahan luas dan tidak ditanami tanaman tumpang sari, sebaiknya tanah ditanami tanaman penutup tanah (cover crops). Penanaman dilakukan segera setelah lahan bersih, pemancangan ajir, atau penyemprotan herbisida. Penanaman tanaman penutup tanah sebaiknya saat musim penghujan.

Biasanya tanaman penutup tanah adalah dari jenis kacang-kacangan seperti Pueraria javanica, Centrocema pubercen, Calopogonium mucunoides, Psophocarpus palutris, dan Calopogonium caeruleum. Tanaman ini dapat ditanam dari biji atau dari stek.

Tanaman penutup tanah sangat berguna untuk menambah cadangan unsur hara, memperbaiki sifat-sifat tanah, mencegar terjadinya erosi, dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu atau gulma.

Penanaman
Ada dua teknik penanam pinang yang dapat dilakukan, yaitu penaman dengan sistem monokultur dan sistem tumpang sari.
1. Penanaman sistem monokultur.
Penanaman sistem monokultur artinya tanaman yang ditanam dalam satu areal hanya satu jenis tanaman menghasilkan. Penanaman sebaiknya pada musim penghujan. Bibit yang ditanam sebaiknya sudah merupakan hasil seleksi.

2. Penanaman sistem tumpang sari.
Dengan penanaman sistem tumpang sari dapat memberikan nilai tambah petani karena tanaman pinang baru berproduksi pada umur 5 tahun. Tanaman tumpang sari yang biasa ditanam adalah tanaman palawija (Jagung, kacang-kacangan). Dengan adanya tanaman tumpang sari petani sudah mendapat pendapatan sebelum tanaman pinang berproduksi.

Pemeliharaan tanaman

Untuk memperoleh hasil yang maksimal maka yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Penyisipan tanaman

Penyisipan dilakukan terhadap tanaman pinang yang mati atau tanaman tidak sehat sebaiknya tanaman dicadangkan 5 % dari jumlah total populasi per hektar.

2. Pemupukan tanaman

Pemupukan tanaman dilakukan dua kali dalam 1 tahun yaitu pada awal musim penghujan dan pada akhir musim penghujan. Dosis pupuk untuk tanaman yang berumur 4 tahun keatas (tanaman mulai berbunga) adalah: 100 g N; 40 g P2O5; dan 140 g K2O (setara dengan 220 g urea; 80 g TSP; dan 240 KCL) dan 12 kg kompos atau pupuk kandang per pohon per tahun. Untuk tanaman muda berumur 1 tahun (tanaman baru dipindahkan ke lapangan) sampai 3 tahun, dosis pupuk masing-masing 25 %, 50 % dan 75 % dari dosis tanaman mulai berbunga.

3. Penyiangan gulma.

Penyiangan dilakukan agar tanaman terbebas dari gangguan gulma. Diusahakan agar disekitar batang (daerah piringan) dengan diameter 0,5 sampai 2,0 m tidak ada rumput/gulma yang tumbuhnya melewati pohon pinang. Pengendalian gulma ini dilakukan setiap dua bulan.

a. Strip weeding

Strip weeding artinya membersihkan gulma di sepanjang barisan tanaman hingga bersih. Lebar yang dibersihkan cukup 1 m secara memanjang sesuai barisan tanaman. Alat yang digunakan cangkul, tajak, sabit, Selain itu gulma dapat diberantas dengan bahan kimia. Kegiatan ini dilakukan hingga lima kali setahun secara berulang-ulang. Pinang yang sudah berumur 1-4 tahun cukup dilakukan pembersihan dua kali setahun.

b. Strip spraying

Srtip spraying artinya membersihkan gulma sepanjang barisan tanaman dengan cara penyemprotan herbisida seperti : Paracol dengan konsentrasi 1,2-1,5 l/400 l air/ha dan Gramozone dengan konsentrasi 1,2-1,5 l/400 l air/ha. Kegiatan ini untuk tanaman yang sudah berumur setahun atau lebih. Untuk tanaman yang sudah berumur 2-3 tahun dapat dilakukan dua kali setahun. Lebar jalur Strip spraying cukup 1,5 m, yaitu masing-masing 73 cm dari kanan-kiri batang memanjang sesuai barisan tanaman.

c. Penyiangan bundaran pohon (ring weeding)

Penyiangan dilakukan di sekeliling pohon dengan radius 75-150 cm tergantung besarnya pohon.

4. Pengairan

Tanaman pinang sangat peka terhadap kekeringan, oleh sebab itu penting dilakukan pada daerah yang memiliki musim kering panjang. Tanaman perlu diairi sekali dalam 4-7 hari tergantung jenis tanah dan iklim.

Pengendalian Organisme Pengganggu.

Sebagai tanaman perkebunan lainnya, tanaman pinang tidak dapat terhindar dari berbagai serangan hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Beberapa hama dan penyakit penting pada tanaman pinang mulai dari pembibitan sampai di gudang penyimpanan yang perlu diketahui.

HAMA DAN PENYAKIT.

A. H a m a

1. Bagworms.

Penyebab adalah Manatha albipes Moore. Ditemukan di bagian bawah daun dan membuat sejumlah lobang-lobang kecil.

2. Termit atau rayap.

Termit dapat menyerang benih atau bibit pada musim kemarau. Serangan pada bibit dimulai pada pangkal batang, sehingga bagian pucuk menjadi layu dan lama kelamaan tanaman mati. Pengendalian rayap dapat dilakukan dengan menutup bagian pangkal batang dengan pasir ataupun secara kimiawi menggunakan insektisida Aldrin.

3. Belalang (Aularches miliaris Linn)

Menyerang lamina daun sehingga meyebabkan daun berlubang.

4. Kutu (mite)

Dikenal 3 jenis kutu menyerang tanaman pinang. Kutu merah (Raolella indica Hirst) dan kutu putih (Oligonychus Indicus Hirst). Kutu oranye, Kutu merah dan Kutu putih hidup berkelompok di bawah daun dan mengisap cairan di daun mengakibatkan daun berwarna kekuningan, coklat dan akhirnya mengering. Kutu oranye (Dolichotetranychus sp.) menyerang buah yang masih muda dan bersembunyi dibagian dalam perianth buah serta mengisap cairan, sehingga buah akan gugur Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan Kelthan 1.86 ml/l air ataupun penggunaan predator antara lain Chilocorus sp.

5. Kepik (Carvalhoia arecae Miller and China)

Kepik ditemukan berkumpul di bagian ujung ketiak daun. Kepik dewasa berwarna hitam dan Kepik muda berwarna hijau kekuningan, keduanya mengisap cairan pada bagian spindle sehingga pertumbuhan tidak normal. Daun yang telah diisap nampak garis-garis nekrotik berwarna coklat tua lama kelamaan daun mengering dan patah. Pengendalian dilakukan dengan insektisida sistemik Sevin 4G dengan dosis 10 g per tanaman setiap 3 bulan.

6. Tempayak akar (Leucopholis burmeisteri Brenske)

Tempayak akar atau dikenal tempayak putih merupakan hama yang cukup merugikan tanaman pinang. Bentuk hama ini seperti hurup ”V” serta tubuh lembut dengan kaki berbulu warna coklat.

7. Ulat bunga (Tirathaba mundella Walk)

Ulat bunga menyerang mayang dengan mengisap cairan dalam bunga. Ulat dewasa meletakan telurnya pada bagian spatha. Sehingga Spadix tidak dapat membuka dengan sempurna. Pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan Endre x 20 EC 0.125 % atau Malathion 50 % EC dengan dosis 2 ml / l air
8. Gugur buah muda

Gugur buah muda disebabkan oleh kepik Pentatomid (Halyomorpha marmorea F). Buah pinang yang ditusuk dengan belalai akan mengeluarkan cairan. Buah yang ditusuk akan berwarna hitam pada permukaan kulit buah dan dagingn buah akan berwarna coklat gelap. Gejala ini akan berkembang terus sehingga menyebabkan buah gugur. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan menyemprot Endosulfan 0.05% pada tandan.

9. Kumbang pinang (Coccotrypes carpophagus Horn).

Kumbang pinang dewasa menyebabkan kerusakan dengan menggerek buah sehingga berlubang sampai pada bagian biji. Besar lubang gerekan kira-kira berdiameter 0.6 - 1.0 mm.

10. Coffee bean weevil (Araecerus fasculatus D.)

Coffee bean weevil menyerang biji pinang yang mengakibatkan buah berlubang sebesar 1.5 - 2.5 mm. Hama ini ditemukan pada buah pinang di bagian dalam perianth. Musuh alami adalah parasit Anisopteromatus calandra Howard.

11. Kumbang sigaret (Lasioderma serricome F.)

Kumbang dewasa berwarna coklat kekuningan dengan bulu-bulu bercahaya . Kumbang ini menggerek buah dan bekas gerekannya terlihat seperti tepung . Musuh alaminya yaitu parasit Anisopteromatus calandrae Howard.

12. Ngengat padi (Corcyra cephalonica Stainton)

Ngengat membuat rongga-rongga didalam buah pinang dan memakan daging buahnya. Pengendalian hama gudang ini dengan mengguunakan tablet phostoxin dengan dosis 800 g/1000 cm³ luas gudang.

B. Penyakit

1. Bercak daun menguning (yellow leaf spot)

Penyebabnya penyakit brtcak daun adalah cendawan Curvularia sp. Gejala pada lamina daun, terlihat bercak-bercak kuning 3-10 mm diameter. Infeksi lanjut dapat menyebabkan kematian bibit. Penyemprotan dengan Dithane dapat mengurangi serangan.

2. Leaf blight.

Penyebabnya adalah Pestalotia palmarum Cooke. Gejala penyakit berupa bercak-bercak coklat kekuningan pada helaian daun. Pemupukan N dan K2O ataupun dengan pemberian naungan dapat menekan penyakit.

3. Karat merah daun (red rust)

Penyebabnya yaitu Cephaleuros sp. Cendawan ini menginfeksi batang dan daun. Sehingga terlihat bercak tak beraturan pada bagian batang dan daun yang berwarna kekuningan. Untuk menghindari perlu dibuat naungan secukupnya.

4. Busuk akar/pangkal batang (root/collar rot)

Penyebabnya adalah cendawan Fusarium sp. dan Rhizoctoria sp. Penyakit ini biasanya terlihat di pembibitan dengan sistim drainase jelek. Serangan cendawan ini mengakibatkan tanaman layu.

5. Busuk buah (fruit rot)

Penyebabnya adalah Phytopthora arecae. Gejala bercak basah terlihat pada permukaan buah dekat kelopak bunga (perianth). Bercak ini akan menyebar sehingga warna buah berubah menjadi hijau tua. Jika bercak mencapai bagian apikal buah maka akan menyebabkan buah gugur. Pengendalian secara kimia dapat di lakukan dengan fungisida Copper oxychlorride serta fitosanitasi (pembersihan) kebun. Pengendalian lainnya dengan melakukan fotosanitasi pada kebun-kebun.

6. Busuk pucuk (bud rof)

Penyebabnya sama dengan penyakit busuk buah. Yaitu P. Arecal. Bagian yang diserang adalah pangkal spidel pangkal spindle berwarna berangsur bagian yang terinfeksi serangan berat menyebabkan kuning coklat pucuk membusuk dengan bau khas. Pembersihan lokasi pertanaman dari tanaman terserang akan mencegah penyebaran penyakit.

7. Daun menguning (yellow leaf disease)

Penyebabnya adalah mycoplasm like organism (MLO). Daun yang terserang memperlihatkan warna kekuningan dan terdapat garis-garis nekrotik. Pada lamina daun. Pertumbuhan daun akan mengecil sehingga produksi buah menurun. Daging buah berwarna kehitaman. Pengendalian dengan cara terpadu dengan pemupukan, penggunaan fungisida 2 g phorate granula per pohon serta fitosanitasi.

8. Busuk kaki (foot rot)

Penyebabnya adalah Ganoderma lucidum. Munculnya penyakit ini karena kurang pemeliharaan kebun, drainase jelek. Tanaman yang terserang menunjukan gejala kekeringan dimana daun menguning, terkulai dan akhirnya patah. Infeksi lanjut yaitu batang terlihat bercak coklat tidak beraturan dan mengeluarkan cairan. Akar tanaman akan membusuk. Untuk menghindari perlu pengaturan sistim drainase, kebersihan kebun. Bebeberapa mikroorganisme antagonis seperti Trichoderma sp, Streptomyces sp. dapat menjadi agen hayati pengendalian penyakit ini.

9. Die back pembungaan dan bubur buah.

Cooletotrichum gloesporioides berasosiasi dengan penyakit ini. Gejalanya terlihat tulang daun menguning dan terlihat mengering mulai ujung daun sampai ke arah pangkal. Bunga betina akan gugur. Faktor lainnya yang menyebabkan gugur buah adalah kegagalan polinasi, kandungan unsur hara kurang, cekaman air dan temperatur atupun faktor fisiologis.

Pengendalian dengan fungisida Dithane 4 g/L air pada 2 tahap yaitu dilakukan pada saat bunga betina terbuka dan pada 20-24 hari berikutnya.

10. Bacterial leaf stripe.

Penyebab yaitu Xanthomonas campestris pv. Arecae. Gejala daun terlihat bercak-bercak selebar 0.5-1.0 cm. Permukaan bagian bawah daun ditutupi oleh bakteri. Daun yang terserang menimbulkan bercak yang tidak teratur berwarna putih keabuan atau kekuningan. Penyemprotan dengan antibiotik tetracyclin 1 g/2 L air yang dilakukan setiap 2 minggu.

11. Mengecil (Band)

Penyebab penyakit ini belum diketahui. Gejalanya yaitu daun menjadi pendek, mengecil dan berbentuk sapu. Warna daun menjadi hijau tua, batang meruncing dan jarak antar ruas batang memendek. Mahkota pohon bentuk seperti berbunga mawar, sehingga pembungaan menjadi tidak sempurna, dan produksi buah menurun. Pengendalian penyakit dilakukan dengan perbaikan drainase, penggemburan tanah. Pemberian campuran Copper sulfat dengan kapur perbandingan 1 : 1 dengan dosis 225 g per pohon per 6 bulan dapat memperbaiki kondisi lingkungan tumbuh.

12. Batang berdarah (stem bleeding)

Penyebabnya adalah Thielaviopsis paradoxa Von Hohn (Ceralostomelia paradoxa). Terjadi perobahan warna pada bagian yang terinfeksi di bagian batang dan jaringan lembut serta mengeluarkan cairan berwarna coklat gelap. Dugaan bahwa penyakit ini berkembang akibat air tanah yang dangkal dan drainase jelek. Untuk menghindari serangan hama Xyleborus sp. Yang dapat masuk melalui lobang tersebut dilakukan penempelan dengan tar dan insektisida.

13. Buah retak (nut splitting)

Penyebabnya karena ketidak seimbangan fisiologis. Karakteristik penyakit ini terlihat dari buah pinang yang retak-retak. Gejala yang dimulai dengan buah kekuningan ketika buah setengah matang atau tiga per empat bagian matang. Perbaikan drainase dan penyemprotan dengan Borax 2 g/1 l air pada tahap awal dapat menekan serangan penyakit.

Umumnya buah pinang akan terserang penyakit pada saat panen, prosesing sampai penyimpanan. Sumber infeksi terutama berasal dari :

a). Infeksi pada tanaman. Buah pinang yang berasal dari tanaman terserang penyakit buah pecah (nut spliting) akan mudah terserang juga oleh organisme sekunder seperti: Aspergiles sp., Penicilium sp.

b). Infeksi selama panen dan prosesing. Buah pinang yang biasanya panen kemudian terjatuh ketanah sering ditemukan adanya infeksi ke buah tersebut. Jenis cendawan yang ditemukan seperti Aspergillus niger, A. Flavus, Botryodiplodia theobromae dan Rhizopos sp. Kurangnya pemanasan selama proeses pengeringan awal tentu akan memudahkan tumbuhnya cendawan-cendawan tertentu.

c). Infeksi selama pengangkutan dan penyimpanan. Buah pinang yang dipanen dan keranjang yang digunakan untuk menampung harus bersih. Demikian pula pada penyimpanan di gudang haruslah dalam keadaan yang terkontrol. Cendawan yang sering ditemukan pada proses pasca panen adalah Aspergillus niger arecae, Subramanella arecae.

Perlu diketahui untuk pengendalian penyakit selama panen sampai di gudang yang perlu diketahui adalah : menghindari kontak langsung buah pinang dengan tanah, buah pinang sebaiknya dimasukan ke dalam karung goni polyetylen dan melakukan fumigasi ruang penyimpanan dengan ethylene dibromide.

PANEN DAN PASCA PANEN

A. Panen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Panen buah masak penuh.

Panen dapat dilakukan pada buah yang menjelang masak atau sudah masak. Tanda buah siap panen adalah warna kulit berwarna kuning atau kemerahan. Panen dapat dilakukan setiap bulan dengan menggilir beberapa kelompok tanaman. Pada skala usaha luas 1 ha, panen dapat diatur sekali sebulan dengan produksi rata-rata 400 kg biji pinang kering.

2. Panen buah muda.

pinang kacung 110Panen dilakukan saat buah masih berwarna hijau tua atau berumur antara 7-8 bulan (Gambar 4). Biasanya buah yang dipanen cara seperti ini, dalam proses pasca panen melalui perebusan sehingga buah akan mengeras dan tidak mudah terserang hama/penyakit.

B. Penanganan pasca panen

Sesudah di panen buah dibelah menjadi dua tujuannya adalah agar buah cepat kering, setelah buah terbelah semua segera dikeringkan dengan panas sinar matahari, setelah kering buah yang masih mempunyai kulit tadi di cungkil setelah itu buah di jemur kembali selama 50 jam. Penjemuran berlangsung selama 4 hari secara berturur-turut. Setelah kering biji pinang dapat dikemas dalam karung plastik untuk dijual atau disimpan dalam gudang.

sumber : http://infotanam.blogspot.com/2013/05/cara-budidaya-pohon-pinang-intensif.html
sumber gambar :
gambar 1   :  http://pinangmuda.files.wordpress.com/2011/07/jambe.jpg
gambar 2   :  http://sekedarcatatan.files.wordpress.com/2013/11/khasiat-tanaman-obat-pinang.jpg

gambar 3   :  https://buahpinangmurah.files.wordpress.com/2014/10/cropped-dscn6942-ddddd.jpg 



KOTAPADI FLONA Lereng Merapi Sleman Yogyakarta

Senin, 15 Desember 2014

Posted by Unknown On 20.43
SETIAP bulan Agustus, pada tanggal 17, atau menjelang tanggal tersebut, kita bangsa Indonesia mencari berbagai cara untuk memeriahkan hari kemerdekaan kita. Berbagai acara lomba digelar, baik lomba yang mendidik, lomba olahraga persahabatan, kejuaraan, maupun lomba untuk sekedar memeriahkan. Dan ketika itu, lomba panjat pinang adalah salah satu yang paling ditunggu-tunggu dan yang paling meriah.

Benarkah panjat pinang hanya sekedar lomba ringan semata yang tujuannya untuk menghibur, ataukah ada filosofi lain di balik itu. Menurut tulisan Erlinda di Kompasiana, yang berjudul Salah Kaprah 17 Agustus, tanggal 23 Juli 2010 lalu, ada salah kaprah dalam dalam perayaan tujuh belas agustus dengan acara lomba panjat pinang ini. “… Tapi panjat pinang itu lho, sejarahnya kan sebagai bentuk pelecehan ambtenar Belanda terhadap kaum pribumi, para kuli yang beristirahat di sore hari. Bayangkan! Panjat pinang adalah hiburan gratis untuk para amtenar sementara kaum pribumi diolok karena berebut hadiah di atas pohon. Kok tradisi gila macam ini dibudayakan? Lucunya kita!,” tulis Erlinda.

Di samping itu, di tengah-tengah kemeriahan acara panjang pinang itu pula, ada sesuatu yang menyayat nurani, yaitu pikiran kita akan nasib pohon pinang itu sendiri. Untunglah tahun ini perayaan 17 Agustus betepatan dengan bulan Ramadhan sehingga acara panjat pinang tidak banyak dilaksanakan, sehingga pohon pinang pun bisa terselamatkan untuk sementara waktu.

Kalau tidak, tentu ribuan pohon pinang sudah ditebang tahun ini demi untuk memuaskan selera masyarakat yang haus tontonan Agustusan. Seperti yang diceritakan Pak Suhiri dalam Kompas.com, 4 Agustus 2010, “Untuk tahun ini, penjualan (pohon) pinang agak sepi. Ada yangpesen sebelum bulan puasaTapi sampai hari ini pesenannya baru dua batang,” kata Sahiri saat dijumpai pada Rabu (4/8/2010).

Padahal, setiap tahunnya, paling sedikit Sahiri bisa menjual minimal 25 batang. “Tahun kemarin malah sampai 100 batang karena ada partai yang bikin lomba panjat pinang besar-besaran,” ujarnya. (Kompas.com, 4 Agustus, 2010).

Itu baru cerita dari satu orang Pak Suhiri, di Jakarta. Kalau satu orang Pak Suhiri saja bisa menjual sampai 100 batang, bagaimana kalau ada 10 Pak Suhiri, 1000 Pak Suhiri, atau lebih, tentu ribuan, bahkan ratusan ribu pohon pinang tumbang setiap tahunnya, hanya demi untuk kepuasan sesaat, yang hanya satu hari, kalau tidak mau disebut beberapa jam, untuk memenuhi rasa haus manusia akan hiburan, sedangkan waktu untuk pohon pinang itu tumbuh dewasa hingga siap tebang adalah puluhan tahun.

Kalau keadaannya terus menerus seperti ini, tentu lama kelamaan pohon pinang akan punah dari bumi nusantara ini. Sekarang saja, bahkan di pelosok-pelosok desa pun sudah langka. Hal ini tentu ada hubungannya dengan penebangan besar-besaran setahun sekali itu, sedangkan peremajaan pohon pinang sendiri minim sekali. Jarang sekali orang yang sengaja menanam pohon pinang.

Masuk akal jika lama kelamaan pohon pinang akan punah karena ditebang secara masif setiap tahun, sedangkan waktu yang diperlukan oleh pohon pinang untuk mencapai usia siap dewasa, usia tebangan, adalah sekurangnya 15 tahun.

Sekarang ini pun gejala kemusnahan itu sudah tampak, seperti yang diakui Yandi, salah seorang penjual pohon pinang, warga RT 19, Jl Sungai Tenang, Kelurahan Pulokerto, Kecamatan Gandus, berikut ini, “Sebenarnya banyak Mas, kalau mau dilayani semua pesanan. Tapi, karena sudah sulitnya mencari pohon pinang, maka hanya bisa melayani dua pesanan saja. Ini-pun, batangnya diambil dari depan rumah. Beruntung saja, masih ada empat batang pohon pinang lagi. Jadi dari empat itu, hanya bisa ditebang dua saja. Lainnya, batangnya masih kecil-kecil,” ungkap Yandi kepada koran ini. (Sumatera Ekspres, 5 Agustus 2010).

Seandainya bukan karena naluri sesat manusia akan hiburan tentu pohon pinang tidak akan punah secepat itu.

Hal lain yang mungkin berkontribusi terhadap gejala kemusnahan pohon pinang adalah masalah harga buah pinang yang cenderung merosot sehingga membuat petani pinang merugi, sehingga tidak jarang para petani menjual pohonnya.

Indonesia merupakan salah satu pengekspor pinang terbesar di samping Thailand, Malaysia, Singapura, dan Myanmar. Komoditas yang digunakan untuk bahan obat dan makanan kecil itu diekspor ke Pakistan, Banglades, Nepal, dan India. Harga pinang jatuh sejak India menyebarkan isu bahwa pinang dari Indonesia menyebabkan kanker gusi. Selain itu, India menaikkan bea masuk pinang sampai 15 persen. (KOmpas.com/23 Juli 2010)

Sekarang hal yang sehat dan masuk akal untuk dilakukan adalah memperbaiki mutu buah pinang untuk ekspor agar bisa bersaing dengan produk ekspor dari negara-negara lain, sehingga para petani bergairah mengelola pohon-pohon (kebun) pinang mereka. Hanya dengan demikianlah kita bisa menyelamatkan pohon pinang.

Lupakan filosofi panjat pinang yang katanya untuk menjalin kekompakan,seperi yang ditulis Erlinda, karena, sungguh, untuk menjalin kekompakan tidak hanya dengan panjang pinang. Lupakan panjat pinang sebagai acara untuk memeriahkan ulang tahun kemerdekaan RI, karena sesungguhnya masih banyak sekali acara yang bisa diselenggarakan untuk memeriahkan hari kemerdekaan, selain membabat pohon-pohon dari muka bumi ini.
oleh : Hasim on Saturday, August 14, 2010 
sumber : http://novenrique.blogspot.com
sumber gambar :
gambar 1 :http://data.tribunnews.com/foto/images/preview/20130628_lomba-panjat-pinang-hut-bhayangkara-ke-67_4504.jpg
gambar 2 : https://blog.tokopedia.com/wp-content/uploads/2014/08/53397207-1680x1050.jpg
KOTAPADI FLONA Sleman Yogyakarta

Posted by Unknown On 19.59
Ok..disini saya ajak teman-teman untuk menengok apa saja yang sudah, sedang dan akan terjadi pada Bumi beserta semua penghuninya. Semua saya ambil dari banyak sumber dan referensi :

1) Setiap hari sampah kertas di dunia berasal dari 27.000 batang kayu.

2) Data terakhir Dinas Kebersihan Jakarta sampai saat ini kurang lebih 27.966 m3/hari.  Sekitar 25.925 m3 sampah diangkut 757 truk sampah untuk dibawa TPA.  Sisa sampah kurang lebih 2.041 m3menjadi masalah yang menunggu untuk diatasi.  Jika mau dihitung penduduk DKI Jakarta dapat membangun 1 Candi Borobudur dalam 2 hari dari tumpukan sampah.

3) Data Kementerian Kehutanan menunjukkan laju kerusakan hutan sekitar 700.000 hektare per tahun.

4) UCS : 138 juta metrik ton kayu digunakan untuk kebutuhan pembuatan kertas; lalu 80 juta metrik ton digunakan untuk plywood; penggunaan kayu lainnya menurut catatan dari penelitian ini adalah 362 miliar meter kubik kayu digunakan untuk produksi papan-papan untuk bahan baku rumah dan sekitar 1,4 miliar meter kubik digunakan sebagai bahan bakar kayu untuk pemanas dan mesin.

5) Semenjak 2010 telah terjadi penangkapan besar-besaran terhadap burung jenis Kacamata Sangihe / Pleci ( Zosteropidae / Zosterops nehrkorni ) dan semenjak 2012 masuk dalam jajaran burung "Terancam Punah" atau dalam bahasa ilmiahnya Critically Endangered karena penurunan populasi yang sangat drastis.

5) Setiap hari, diperkirakan bahwa 50-100 spesies flora dan fauna akan punah sebagai akibat dari campur tangan manusia

6) Diperkirakan 80% atau setara dengan 7 buah lapangan sepak bola hutan di bumi telah hancur. Sebanyak 2.000 pohon ditepang setiap harinya di dunia.

7) 75% perikanan dunia telah diambil dair perairan. Tidak hanya air, kemungkinan ikan juga akan punah.

8) Data Kementrian Kehutanan menyebutkan dari sekitar 130 juta hektar hutan yang tersisa di Indonesia, 42 juta hektar diantaranya sudah habis ditebang.

9) Tahun 2011 Indonesia masuk dalam daftar Guinness Book of World Records sebagai negara dengan tingkat deforestasi (penyusutan  hutan) tercepat di dunia, dengan tingkat kehilangan lahan hutan sekitar setara 300 kali lapangan sepak bola setiap jamnya. 

10) Tiap 17 Agustus Masyarakat Indonesia menebang puluhan ribu batang pohon pinang untuk acara Panjat Pinang tanpa ada penanaman kembali jenis tanaman ini.(KEREN)

sumber gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjV8WHj2554lZhy0obI-3mo9Qf5PK04NNVL2MolQLbM_qFwc4eiEDhJZhEAQ3XPaoYxoNmepeZVXejIzL5LiXV7jzx09xHDZuHR899up42Oa1GJxUoXpBaDpUe_3hbW3h8yEv4uLWJFiZsa/s1600/hutan.jpg 

KOTAPADI FLONA Lereng Merapi Sleman Yogyakarta 
Posted by Unknown On 05.22
Sawo Kecik, Pohon Sarwo Becik Tapi Langka

Sawo Kecik (Manilkara kauki) sering disebut juga Sawo Jawa merupakan tanaman (pohon) penghasil buah dari keluarga sawo-sawoan (Sapotaceae) yang kini mulai langka dan jarang ditemukan di Indonesia. Sawo Kecik yang menurut filosofi jawa sering diidentikkan dengan ‘sarwo becik’ (serba baik). Di Yogyakarta kadang dijadikan tanaman pertanda bahwa orang yang menanamnya adalah abdi dalem kraton.
Tanaman penghasil buah yang batangnya mempunyai kayu yang keras dan kuat sehingga sangat baik untuk bahan bangunan, perabot rumah tangga, alat-alat pertukangan, bahkan dimanfaatkan sebagai benda-benda seni seperti patung, ukir-ukiran bahkan sebagai peralatan musik seperti badan biola dan rebana.


Sawo Kecik disebut juga sebagai Sawo Jawa. Sedangkan dalam bahasa Inggris, tanaman yang mulai langka ini disebut sebagai Caqui dan Manilkara. Di beberapa negara lain disebut Khirni (India), dan Lámút Sida atau Lámút Thai (Thailand). Sedangkan dalam bahasa ilmiah (latin) Sawo Kecik disebut sebagai Manilkara kauki yang bersinonim dengan Mimusops kauki,dan Manilkara kaukii.


Ciri-ciri. Pohon Sawo Kecik (Manilkara kauki) berukuran sedang dengan tinggi mencapai 25 m. Diameter (garis tengah) batang pohon Sawo Kecik mampu mampu mencapai 100 cm.

Daun-daun Sawo Kecik mengelompok pada bagian ujung batang. Di permukaan bawah daun Sawo Kecik berwarna keputihan dan halus seperti beludru dengan tangkai daun tidak menebal, panjang kelopak daun 7 mm.. Kuncup bunga Sawo Kecik berbentuk bulat telur.
Buah Sawo Kecik berbentuk bulat telur atau bulat telur sungsang berukuran kecil dengan panjang berkisar 3.7 cm. Buah Sawo Kecik mempunyai kulit pembungkus yang sangat tipis namun mudah dikelupas. Buah Sawo Kecik, bila mask mempunyai rasa yang manis dan kadang-kadang terasa sedikit agak sepat.
Habitat dan Persebaran. Sawo Kecik (Manilkara kauki) diperkirakan berasal dari India dan tersebar serta banyak dibudidayakan di kawasan Asia Tropis dan Amerika Tropis. Di Indonesia, Sawo Kecik meskipun sudah mulai langka karena mulai jarang yang membudidayakan namun masih dapat ditemui di seluruh Indonesia kecuali Kalimantan.
Sawo kecik tumbuh subur di daerah pesisir (pantai) yang beriklim kering hingga daerah berketinggian sekitar 500 meter dpl. Pohon langka ini sering ditanam sebagai pohon peneduh, pohon buah (untuk dikonsumsi buahnya), dan sebagai pohon ornament yang biasa ditanam di dekat kuil atau istana.
Di Yogyakarta, Sawo Kecik yang biasa disebut sebagai Sawo Jawa dijadikan tanaman pertanda bahwa orang yang menanamnya adalah abdi dalem kraton. Bahkan di daerah Bali dan Nusa Tenggara pohon langka ini ditemukan tumbuh liar di pesisir pantai.
Pemanfaatan Pohon sawo Kecik. Meskipun Sawo Kecik merupakan pohon penghasil buah, namun tidak hanya buahnya saja yang dapat dimafaatkan. Batangnya banyak dipergunakan sebagai bahan bangunan, perabot rumah tangga, dan karya-karya seni seperti patung, ukiran, bahkan peralatan musik seperti rebana dan badan biola.


sumber : http://tipspetani.blogspot.com/2013/02/tanaman-sawo-jawa-yang-semakin-langka.html 
sumber gambar :  

gambar 1 : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXU2Cbp-_ACd2byYSL3x8pmt02v7WntEBA6_HCQtS8DIi_VMQxkN0uf9vhNDwMYbAyIwZ-i486i_SNI4cxp9UlZlXmKGIXMFn0Mb2AIrtgmtEFdehBfSAVeug_hTEPP_zC6pSwjcvoGrQ1/s1600/sawo+kecik+dan+buah.JPG
gambar 2 :https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuN56yzJDChuD1l4xqRDqecj22zuNJZ-2QEX_SyIfCCdf2vaNdJD0vJ3rrCmFGXdz9ZHOYz4FP7FvlRpyvsz9xXzNK38PXIy0ZF1FFdawXVyehbGIb0xZ7LmP_q7Wha9KqWNGUZrfBeLA/s1600/sawo.jpg

KOTAPADI FLONA Sleman Yogyakarta


Posted by Unknown On 05.15
Embung adalah merupakan tendon air atau waduk berukuran kecil pada lokasi pertanian yang bertujuan untuk menampung kelebihan air hujan dimusim penghujan dan pemanfaatannya pada musim kemarau untuk berbagai keperluan baik di bidang pertanian maupun kepentingan masyarakat banyak Teknik pembuatan embung meliputi penentuan tekstur tanah, kemiringan lahan, bentuk, ukuran penggalian tanah, kelapisan tanah, kelapisan plastik, penembokan dan pelapisan kapur. Pembentukan embung pada dasaranya adalah untuk mengairi lahan pertanian terutama pada musim kemarau, manfaat lain dari embung adalah dibidang perikanan yang bisa dijadikan untuk kolam pemeliharaan ikan dan sebagai persediaan minuman ternak maupun untuk keperluan rumah tangga. 

 I. PENDAHULUAN Di Indonesia terdapat dua wilayah agraris yang sangat menonjol, yaitu daerah pertanian dengan ketersediaan air irigasi yang cukup melimpah dan daerah pertanian yang hanya mengharapkan air hujan dari langit yang disebut sawah tadah hujan. Dengan pesatnya pembangunan diberbagai sektor maka memberikan konsekwensi bahwa lahan irigasi semakin lama semakin berkurang dan bahkan banyak berubah fungsi menjadi kawasan industri dan pemukiman. Lahapertanian semacam ini adalah merupakan lahan potensial untuk pertanian yang dapat menghasilkan pangan untuk kehidupan manusia. Untuk itu guna mengganti lahan tersebut maka diperlukan adanya penambahan lahan pertanian baru, pada umumnya untuk lahanpertanian yang baru yang bisa mengganti keadaan seperti ini dalah lahan sawah tadah hujan. Lahan tadah hujan sebenarnya potensial untuk menghasilkan padi, akan tetapi kendalanya adalah adanya factor pembatas yang berupa air, dimana pada musim kemarau petani sangat kesulitan air karena cadangan air terlalu minim, sehingga menyebabkan rendahnya produksi pertanian dan bahkan kadang kala tidak menghasilkan sama sekali karena kekeringan. Untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan membangun jaringan irigasi pada lahan tadah hujan memerlukan biaya yang sangat besar, karena itu perlu diatasi dengan teknologi yang lebih murah dan terjangkau yaitu dengan Teknologi pembuatan Embung 

 II. PENGERTIAN EMBUNG Kata embung menurut beberapa orang berasal dari bahasa Nusa Tenggara Timur yang secara keseluruhan dapat diartikan suatu tandon air atau waduk kecil dilahan pertanian yang bertujuan untuk menampung kelebihan air hujan dan menggunakannya pada saat musim kemarau untuk berbagai keperluan baik dibidang pertanian maupun rumah tangga. 

 III. TEKNIK PEMBUATAN EMBUNG. 
Teknik pembuatan embung sebenarnya boleh dikatakan sangat sederhana, hanya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : 

A. Penentuan Lokasi 

1. Tekstur Tanah. 
• Embung sebaiknya dibuat dilahan dengan tanah bertekstur liat, lempung, liat berlempung dan lempung liat berdebu, agar fungsinya sebagai penampung air dapat terpenuhi. 
• Pada tanah berpasir yang poreus tidak dianjurkan untuk pembuatan embung karena air akan cepatmeresap kedalam tanah dan hilang, dan apabila terpaksa dianjurkan untuk dibuat maka dianjurkan untuk memakai, plastic atau ditembok lapisan luarnya sehingga air tidak merembes. 

 2. Kemiringan lahan. 
• Embung sebaiknya dibuat pada areal pertanian yang bergelombang dengan kemiringan antara 20- 30 persen agar lapisan air permukaan dapat dengan mudah mengalir kedalam embung dan selanjutnya air embung mudah untuk disalurkan kepetak-petak pertanian, karena adanya perbedaan ketinggian antara embung dengan petak pertanian. 
• Areal pertanian yang datar kurang cocok untuk dibuat embung , karena sulit untuk mengalirkan air dari embung kepetak pertanian. 
• Pada lahan yang terlalu miring kurang lebih 30 persen embung akan cepat penuh dengan endapan tanah karena pengaruh erosi 

B. Kontrusksi embung 

1. Bentuk Embung. 
• Bentuk embung sebaiknya bujur sangkar atau mendekati bujur sangkar hal ini agar diperoleh keliling yang paling pendek. Tujuannya agar resapan air melalui tanggul lebih sedikit.

2. Ukuran embung. 
• Embung bisa dibuat berdasarkan perorangan maupun kelompok, hal ini tergantung dari pada keperluan dan luas pertanian yang akan di air

3. Penggalian Tanah. 
• Penggalian tanah dapat dimulai dari batas pinggir embung menuju ke bagian tengah. 
• Kedalam galian diusahakan mencapai 2-3 meterhal ini untuk memperoleh kapasitas embung 
• Keliling embung dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah hal ini untuk menghindari masuknya kotoran kedalam embung 
• Jarak saluran pembuangan dari permukaan tanggul berkisar antara 25-50 cm dan dibuat sedemikian rupa sehingga air embung tidak meluap. 

4. Pelapisan tanah.
 • Untuk menjaga agar embung tidak bocor maka perlu dilakukan pelapisan tanah terutama pada bagian dinding embung. Pelapisan dinding ini dilakukan dengan cara; Tanah liat dibasahi dan diolah sampai berbentuk seperti pasta, baru kemudian dilapiskan secara merata. 
• Dinding embung pada tanah bertekstur liat atau lempung liat berdebu tidak perlu dilapisi, karena pada jenis tanah ini resapan air boleh dikatakan kurang.
• Pada tanah berpasir resapan air kebawah maupun yang melalui tanggul cukup banyak, karena itu dinding embung perlu dilapisi dengan beberapa bahan misalnya, plastic, batu bata, tembok, atau campuran pasir dengan tanah liat untuk penahan resapan air. 5. Pelapisan Plastik. 
• Plastik yang digunakan untuk pelapisan dinding maupun dasar embung dapat digunakan dari jenis polyethilin atau polyvinil Chloride (PVC) dengan ketebalan 0, 15 mm 
• Untuk pelapisan didasar embung , plastic ditimbun tanah setebal kurang lebih 25 cm 
• Ketahan plastik ini bisa mencapai 2-3 tahun. 6. Penembokan. 
• Pencegahan peresapan air selain dengan plastic dapat pula digunakan dengan penembokan baik untuk dinding maupun untuk dasar embung. 7. Pelapisan Kapur. 
• Untuk pelapisan dengan kapur dibuat adonan dengan perbandingan kapur tembok dan tanah liat 1:1 • Dibuat pasta yang selanjutnya baru dilapiskan. Pada dinding embung atau dasar embung. 

 IV. MANFAAT EMBUNG. 

1. Air Embung Pada prinsipnya air embung digunakan untuk mengairi lahan terutama pada musim kemarau. Pemanfaatan air pada musim kemarau perlu juga memperhatikan luasan lahan dengan ketersediaan air yang ada didalam embung. Apakah untuk mengairi sawah atau palawija dengan memperhitungkan kebutuhan air sebagai misal untuk padi 200 mm per bulan atau 1 liter/ detik /Ha. Disamping itu juga perlu diperhatikan jika embung juga untuk persediaan minuman ternak 

2. Pengairan padi dan palawija Pengairan dari embung untuk padi dan palawija tidak sepenuhnya menggunakan air, hanya dilakukan pada saat kritis, yaitu pada fase primordial (bunting), Pembungaan dan pengisian gabah. Saat ini air disalurkan ke petak pertanian bisa menggunakan selang plastic hingga kondisi tanah jenuh air. Untuk tanaman palawija caranya dengan menyiram seputar pangkal tanaman, mengingat ketersediaan air di embung terbatas. Sebaiknya perlu diketahui kebutuhan dari masing-masing jenis palawija akan air per musim atau per hektarnya 

3. Peternakan. Pada musim kemarau ada kalanya sulit untuk mendapatkan air untuk minuman ternaknya dan harus diangkut dari tempat yang jauh. Dengan adanya air embung ini dapat digunakan untuk memberi minuman ternaknya 

4. Perikanan Khusus dibidang perikanan embung ini dapat dimanfaatkan pada musim hujan maupun musim kemarau, dengan catatan untuk musim kemarau ketersediaan air harus cukup. Beberapa factor penting yang perlu diperhatikan jika embung digunakan untuk pemeliharaan ikan adalah ; Curah hujan, penguapan, Tekstur tanah, Kontruksi kolam dan mutu air yang ada diembung. Untuk mutu air sendiri perlu juga diperhatikan. Oksigen terlarut dan Ammonia, jenis ikan untuk embung perlu dipilih yang tepat dan sesuai dengan kondisi embung. Yang pada dasarnya serba terbatas, yaitu air yang menggenang, jenis ikan yang cocok, yaitu Gurame , Mujair, Tawes, lele. Untuk pakannya dapat berupa dedak, sisa makanan atau pellet serta tanaman-tanaman seperti daun talas. 

 V. PEMELIHARAAN EMBUNG. 

Pemeliharaan embung perlu dilakukan agar tetap bermanfaat dan terhindar dari kerusakan dini Pemeliharaan ini antara lain dapat dilakukan sebagai berikut: 

• Pemagaran embung dengan bambu atau pagar hidup 
• Pengangkatan lumpur yang dilakukan pada musim kemarau atau ketika volume air sudah minimal dan tidak digunakan. 
• Perbaikan embung terutama untuk bagian dinding tanggul jika terjadi kerusakan segera diperbaikai agar tidak berlarut –larut dan bertambah parah. 
• Untuk mencegah jebolnya tanggul, usahakan agar air tidak melimpah dipermukaan tanggul 
• Usahakan tidak menggembalakan, memandikan dan memberikan minuman ternak diatas tanggul maupun masuk kedalam area embung. 
• Untuk menekan kehilangan air karena penguapan dapat dilakukan penanaman sebagai berikut. 
o Anjang-anjang atau tanaman penutup/ peneduh dimana tiang anjang dibuat dari anyaman bambu. 
o Pada anjang-anjang yang dibuat ini dijalarkan tanaman merambat yang bermanfaat seperti tanaman kecipir, markisa, gambas, yang juga berfungsi sebagai penutup permukaan air. 
o Pohon penahan angin juga diperlukan disekitaar embung seperti pohon buah-buhan atau rumput-rumputan untuk pakan ternak. Demikian teknologi pembuatan embung dan manfaatnya bagi masyarakat tani, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi petani atau masyarakat yang memerlukannya. (mnr) 

sumber : http://bpkaliori.blogspot.com/2013/04/teknologi-pembuatan-embung-dan.html
sumber gambar : http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/06/13386808991690530159.jpg

KOTAPADI FLONA Sleman Yogyakarta
Posted by Unknown On 04.18
Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2013 yang telah tergelar Minggu (10/11) di Halaman Kantor Kec.Turi Sleman, kegiatan ini di prakarsai Kotapadi Flona Turi , didukung BLH DIY.

Kegiatan yang menjadi perhatian khusus Penghageng Keraton Yogyakarta GBPH. Prabukusumo ini dan juga pelindung kegiatan, merupakan momen yang tepat untuk melestarikan Puspa dan satwa di Lereng Merapi, dengan BLH DIY menggandeng Kotapadi Flona Turi, wadah anak muda yang peduli Alam sekitarnya dan dukungan Pemerintah desa maupun kabupaten yang dapat mengeluarkan peraturan larangan perburuan liar di sana.

“Sarasehan Flora Fauna salah satu kegiatan yang diminati masyarakat sekitar Turi, disertai Lomba Suara Alam Burung Istimewa memperebutkan Piala Wagub DIY, BLH DIY dan Prabukusumo Cup, untuk kelas Anis Merah Istimewa, jenis ini merupakan Burung asal Lereng Merapi, dimana angka populasinya saat ini telah memprihatinkan” kata Pembina Kotapadi Flona, Baroto Hartoto

Ditambahkan Kepala BLH DIY, Ir. Joko Wuryantoro,MSi didampingi Lulu D. Budihardjo Pemrakarsa Kegiatan,  bahwa kegiatan BLH dengan Kotapadi Flona merupakan kerja awal yang baik dan mengena pada sasaran, tahun yang akan datang perlu di kemas kembali kegiatan tentang Lingkungan Hidup yang lebih besar, dalam kegiatan Hari Cinta Puspa dan Satwa ini Kami menyempatkan untuk menanam Pohon-pohon tergolong langka, Pelepasan puluhan aneka burung dan penyerahan Plang Himbauan “Puspa dan Satwa Sahabat Kita Bersama, “STOP” Kepunahannya”

KOTAPADI FLONA Sleman Yogyakarta 
Posted by Unknown On 04.11
Posting berikut adalah review program kegiatan 2012 Kotapadi

Pada Minggu 10 Juni 2012, tepat pukul 10.30 WIB di Lap. Agrobis Pules Turi Sleman, Pemandu acara Joko Purwoko mengenakan surjan Yogyakarta lengkap membuka kegiatan ini dihadapan tamu undangan seperti GBPH. Yudhaningrat dan B.Ray Yudhaningrat serta Farhan Harim (DPRD Sleman), Tatag Swasana (Kacab Asuransi Jasaraharja Putera DIY), Muspika Turi, Rukun Tangga Surodadi dan Pules. Dilanjutkan sambutan oleh Ketua Pelaksana M. Arif SB dan kemudian sambutan Camat Turi Ibu Dra. Endang Widowati. Acara seremoni di lakukan penyerahan Piala Yudhaningrat dari Gusti Yudho (Panggilan akrabnya) kepada Ketua Pelaksana/Ketua Kotapadi dan di susul kemudian Pelepasan 10 ekor burung “Untukmu Merapi”, burung jenis perkutut, derkuku, pleci, kutilang dan crocokan. Dan semua peserta saat mendaftar mendapatkan Nescafe serta mendapatkan asuransi kecelakaan dari berangkat hingga pulang oleh Asuransi Jasaraharja Putera (Program ini baru kali pertama dalam Kontes Burung) dan peserta maupun pengunjung turut menikmati minuman dingin gratis dari salah satu produk Milo.

pelepasan burung bsm GBPH Yudhaningrat beserta muspika turi
Tepat pukul 11.00 WIB, Gusti Yudho menggantangkan Burung pleci nomor 9, pertanda Kontes Pleci Bintang Kotapadi dimulai, dan Pemenang I di raih oleh Pleci Yogyakarta. Durasi Kontes di setiap Kelas, sekitar 15 menit. Umumnya Kontes Burung selalu ramai dengan teriakan peserta, akan tetapi Kontes kali pertama ini tidak satupun Peserta yang berteriak. Artinya Kotapadi dapat merubah image kontes Burung pada umumnya. Dalam  kelas Love Bird Panitia membatalkan, mengingat jumlah peserta jauh dibawah target yang ditentukan . Dan peserta tersebut dapat memakluminya. 

Kelas Pleci di bagi beberapa kelas dengan nama kelas adalah Pleci Bintang kotapadi Jumlah 46 ekor, Pleci kotapadi 57 ekor, Pleci Merapi jumlah 58 ekor dan Pleci Merbabu jumlah 60 ekor, serta Kelas Gelatik, Kacer dan Punglor cukup diminati peserta.

Tepat pukul 13.30 WIB pembagian Piala, Piagam dan Hadiah untuk pemenang dinyatakan selesai dan ditutup langsung oleh Ketua Kotapadi.

Dalam kegiatan ini dukungan partisipasi datang serta Ucapan Terima Kasihpun disampaikan Kepada :  GBPH. H. Yudhaningrat, Sri Purnomo (Bupati Sleman), Farhan Harim (DPRD Sleman), Muspika Turi,  KB.Gembira Loka, Pt.BPR Mataram Mitra Manunggal Yogyakarta, Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Pt.Sumber Pangan Gisindo Yogyakarta, Resto Kampung Labasan Pakem,  Pt. Studio A Bantul, Pt. Jasa Raharja, Pt Asuransi Jasaraharja Putera Yogyakarta,  Pt Sumber Baru Yamaha Mbesi Kali Urang, Pt Radio Retjo Buntung Grup, Pt Bimo Transportasi Indonesia,  Dr. Bambang Gunawan Budi (Jakarta), Fori Suwargono (IT Jateng), Hengki Bird Fam Bandung, Suradi Surokusumo (Jakarta), Wigid Hadikusumo (Pengusaha DIY), Syarif Hidayatullah (Hipmi Sleman), Roy (Pengusaha DIY) dan Jogja TV.

Demikian Laporan kegiatan ini disampaikan sesuai apa yang di laksanakan oleh Kepanitiaan di Lapangan, selama masa kerjanya yang dimulai sejak tanggal 12 April 2012 hingga hari pelaksanaan kegiatan, dengan baik, lancar dan sesuai harapan semua pihak.

Semoga kegiatan positif ini dapat dilaksanakan di tahun – tahun yang akan datang, semoga Allah SWT selalu meridhoiNya..Amin.

KOTAPADI FLONA Sleman Yogyakarta 


Posted by Unknown On 03.46

Kegiatan Puncak Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2014 Tingkat Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini terselenggara pada hari Minggu tanggal 16 November 2014 dan dilaksanakan bertempat di Rest Area MbunderPlayenGunungkidul.

Kesuksesan rangkaian kegiatan ini tidak lepas dari kerjasama yang baik antara PEMDA DIY yang dalam hal ini diwakili Badan Lingkungan Hidup DIY, Kementrian Lingkungan Hidup RI melalui Pusat Pengelolaan Ekoregion Jawa (PPEJ), PEMDA Kabupaten Gunungkidul melalui Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan (KAPEDAL) Gunungkidul dan Komunitas Pecinta dan Peduli Flora-Fauna Lereng Merapi (KOTAPADI FLONA Lereng Merapi) selaku pelaksana teknis kegiatan.

penanaman pohon oleh Kepala BLH
Acara dibuka pada pukul 09.00 WIB dengan dibacakannya sambutan oleh Asekda Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY Bapak Didik Purwadi yang mewakili wakil gubernur DIY dan ditandai dengan penanaman beberapa jenis pohon langka, pelepasan satwa burung dan penyerahan hadiah lomba kampung hijau tingkat DIY.



Adapun rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan dalam kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :


1. Ikrar Cinta Puspa dan Satwa oleh Komunitas Pecinta dan Peduli Flora-Fauna Lereng Merapi (KOTAPADI FLONA Lereng Merapi)

2. Penyerahan Pohon Cemara Udang kepada kelompok Darwis Pantai Nguyahan, Ngobaran, Saptosari, Gunungkidul sebanyak 275 pohon dan Pupuk.

3.  Penanaman 4 jenis pohon langka secara simbolis untuk dilestarikan yaitu: Pronojiwo, Timoho, Wuni dan Pucung/Kluwak.

4.     Pelepasan empat jenis satwa burung yaitu : Pleci, Trothokan, Kutilang dan Pipit/Emprit

5.     Aksi Bersih Lingkungan oleh WWF Yogyakarta

6. Cerdas Cermat dengan Tema Lingkungan Hidup tingkat SMP dan SMA se Kabupaten Gunungkidul
7.      Lomba Mewarnai dengan Tema Lingkungan Hidup tingkat TK/SD
8.    Kontes Seni Suara Alam Burung Istimewa dengan Tiga Kelas utama yaitu Kelas Handayani, Kelas BLH dan Kelas Kotapadi, berikut nama-nama pemenang :
A.    CucakHijau : I. Sugeng(Gunungkidul)  II. Ali (Sleman) III. Teguh (Sleman)
B.     Kenari : I.&II Indra PurbasariIII.ArifYudhi
C.     Pleci  : I. Falen (Magelang)   II. Lhek Butho Mahameru   III. Irdham (Yogya)
9.      Pameran Edukasi :
1.      Beternak Landak Albino
2.      Beternak Burung jenis Love Bird
3.      Cara memperlakukan Ular yang Benar dan Aman
4.      Pemutaran Film Kartun dengan Tema Lingkungan Hidup
5.      Perpustakaan Keliling


Dalam kegiatan ini dukungan partisipasi datang serta Ucapan Terima Kasihpun disampaikan Kepada :  GBPH. Prabukusumo beserta Muspika setempat, Asekda Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY Bapak Didik Purwadi yang mewakili Wakil Gubernur DIY, Dr. Immawan Wahyudi, M.Hum selaku Wakil Bupati Gunungkidul, Para donatur : NasmocoBantul, Honda Cendana Bantul, Radio Q, RB FM, Pusaka Tour Indonesia, Bank Saudara Cabang Yogyakarta dan semua pihak yang mendukung kegiatan ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.  

sumber gambar : http://www.radarjogja.co.id/wp-content/uploads/2014/11/Kepala-BLH-DIJ-Joko-Wuryantoro-menanam-pohon-langka.jpg 

KOTAPADI FLONA Sleman Yogyakarta