Buah Pinang atau bahasa latinnya Areca cathecu merupakan salah
satu komoditas ekspor Indonesia. Permintaan akan buah pinang ini
lumayan tinggi. Buah pinang umumnya banyak tumbuh dipekarangan atau
kebun, dan belum banyak petani yang membudidayakan Pinang secara serius.
Biji
pinang berguna untuk bahan makanan, bahan baku industri seperti pewarna kain,
dan obat. Biji pinang sebagai penyusun ramuan
obat sudah masuk ke dalam daftar prioritas WHO (World Health
Organization/organisasi kesehatan dunia) . Biji
pinang ini sudah dimanfaatkan sebagai obat sejak ribuan tahun sebelum
masehi, terutama di Mesir dan India. Hingga kini banyak negara yang
menggunakan biji penang antara lain sebagai obat cacing, eksim, sakit
gigi, flu, luka, kudis, difteri, nyeri haid, mimisan, sariawan, mencret,
koreng, borok.
SYARAT TUMBUH TANAMAN PINANG
Penanaman dilakukan
di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuhnya maka akan memberikan
dampak yang baik sehingga menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang
optimal. Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan di dalam
penanaman pinang antara lain :
Tanaman
Pinang dapat berproduksi optimal pada ketinggian 0–1.000 m dpl (meter
diatas permukaan laut). Tanaman pinang idialnya ditanam pada ketinggian
dibawah 600 m diatas permukaan laut. Tanah yang
baik untuk pengembangan pinang adalah tanah beraerasi baik, solum tanah
dalam tanpa lapisan cadas, jenis tanah laterik, lempung merah dan
aluvial. Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman pinang sekitar pH 4 - 8.
Curah
hujan yang dikehendaki tanaman pinang antara 750-4.500 mm/tahun yang
merata sepanjang tahun atau hari hujan sekitar 100 - 150 hari.
Tanaman
pinang sangat sesuai pada daerah yang bertipe iklim sedang dan agak
basah dengan bulan basah 3 - 6 bulan/tahun dan bulan kering 4 - 8
bulan/tahun.
Tanaman pinang dapat
tumbuh dengan baik pada suhu optimum antara 20º - 32º C. Tanaman
pinang menghendaki daerah dengan kelembaban udara antara 50 – 90 %.
Penyinaran
yang sesuai untuk tanaman pinang berkisar antara 6-8 jam/hari.
Bibit Pinang
Bibit
bermutu berasal dari benih terpilih yang berasal dari pohon induk
terpilih. Seleksi pohon induk dapat dilakukan pada individu pohon, yaitu
melalui seleksi sebagai berikut:
a. Pohon induk tumbuh tegar, batang lurus, mahkota pohon berbentuk setengah bulat dan pertumbuhan daun terbagi rata.
b. Pohon bebas dari serangan hama dan penyakit
c. Umur pohon lebih dari 10 tahun dan telah stabil berproduksi, yaitu sekitar 4-5 tahun.
d. Lingkar batang lebih dari 45 cm (diukur pada ketinggian 1 m dari permukaan tanah).
e. Daun yang terbuka penuh lebih dari 8 helai,
f. Jumlah tandan lebih dari 4 buah,
g. Jumlah buah per tandan lebih dari 50 butir.
TEKNIK BUDIDAYA.
Untuk budidaya tanaman pinang agar mendapatkan tanaman yang baik harus melalui beberapa tahap yaitu :
A. Persiapan Bibit.
Perbanyakan
tanaman pinang dilakukan dari penyemaian biji. Kerugian pembibitan
dengan biji adalah akan terjadi segregasi (penurunan kualitas keturunan)
secara genetik pada tanaman yang bersifat heterosigous dan jangka waktu
untuk berproduksinya akan sangat lama.
1). Jumlah bibit.
Kebutuhan
biji untuk disemaikan sebaiknya dicadangkan sebanyak 50 % dari jumlah
bibit yang diharuskan ditanam dalam setiap hektar areal tanam. Untuk
jarak tanam 2,7 m X 2,7 m, akan diperoleh sebanyak 1.300 tanaman/Ha.
Oleh karena itu disiapkan sebanyak 1.950 biji pinang untuk disemaikan.
2). Kriteria buah untuk bibit.
Beberapa
kriteria tentang buah pinang yang baik untuk dijadikan bibit, yaitu
ukuran, berat, dan umur buah. Khusus untuk ukuran buah, sangat
tergantung pada varietas pinang. Ukuran buah pinang bervariasi dari
ukuran kecil sampai besar.
Kriteria untuk ukuran buah besar adalah sebagai berikut:
a. Sebaiknya buah diambil yang mempunyai ukuran besar dan seragam, buah yang besar berpotensi menghasilkan buah yang besar.
b.
Berat buah yang dijadikan bibit sekitar 60 buah/kg. Semakin sedikit
jumlah per kilogramnya maka bijinyapun semakin baik dijadikan benih.
c. Umur Pohon yang baik untuk bibit.
Umur pohon lebih dari 10 tahun dan telah stabil berproduksi, yaitu
sekitar 4-5 tahun. Buah untuk benih harus matang sempurna (warna oranye)
dengan bobot di atas 35 g.
3). Perlakuan buah
Dalam
pembibitan pinang ada yang tanpa perlakuan langsung menyemaikan buah dan
ada yang diberi perlakuan terlebih dahulu sebelum disemai dengan
merendam buah selama 24 jam. Air sangat mempengaruhi percepatan
perkecambahan biji selain suhu, oksigen dan cahaya.
* Sebaiknya perendaman buah dalam air jangan terlalu lama
* Suhu yang tinggi akan memacu percepatan perkecambahan sejalan dengan naiknya suhu.
* Oksigen sangat diperlukan untuk respirasi. Dengan sistem drainase
dan pengolahan pengaturan bedengan yang baik akan mempercepat
perkecambahan karena aerasi berjalan dengan baik. Aerasi yang baik ini
terjadi karena kebutuhan oksigen terjamin.
4). Persiapan lahan.
Sebelum
dilakukan kegiatan perkecambahan biji, lahannya perlu disiapkan
terlebih dahulu agar pertumbuhan optimal. Untuk kebutuhan bibit pada
penanaman di lahan seluas 1 ha maka luas perkecambahan yang diperlukan
sekitar 4-5 m² atau sekitar 400 biji/m². Langkah-langkah menyiapkan
lahan sebagai berikut :
1. Pilih lokasi lahan yang cukup baik atau subur dan aman dari ganggguan orang, ternak, dan organisme pengganggu lainya.
2. Bersihkan lahan dari rumput terlebih dahulu dengan cara dicangkul.
3.
Buat bedengan memanjang sesuai keadaan lahan dengan lebar 1 m. Caranya
dengan menggali saluran drainase di antara dua bedengan dan tanah
galiannya diuruk ke tengah sambil diratakan. Sebaiknya saluran drainase
dirapikan.
5). Perkecambahan
Setelah lahan disiapkan,
tahap selanjutnya adalah menyemai biji-biji yang sudah dipilih. Proses
perkecambahan biji ini akan berlangsung sekitar 1,5-2 bulan. Saat itu
akar atau tunas dari biji sudah bermunculan, tahapan perkecambahan biji
adalah sebagai berikut :
1). Susun biji pinang terpilih pada
bedengan dengan posisi horizontal. Penyusunan harus rapat agar daya
tampung bedengan menjadi maksimal.
2). Tutup biji pinang tersebut dengan lapisan tanah subur setebal 0,5 cm.
3).
Bedengan diberi naungan agar kelembaban terjaga dan terhindar dari
sinar matahari langsung. Penyiraman dilakukan pada setiap pagi dan sore
hari.
4). Bedengan diberi pagar agar terhindar dari gangguan hewan piaraan.
B. Cara Pembibitan.
Setelah biji berkecambah, kegiatan selanjutnya adalah pembibitan. Pembibitan ini dibagi dua tahap sebagai berikut :
Pembibitan
Pada
tahap pembibitan pertama ini kecambah biji dibibitkan pada lahan dengan
lebar 1 m dan panjang disesuaikan dengan kondisi lapangan dan bedengan
diberi dinding keliling dari papan setinggi polybag ( 15 Cm). Tujuan
agar polybag dapat disusun tegak dan rapi.
Setelah lahan
pembibitan siap, kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan polybag untuk
pembibitan. Polybag yang digunakan berukuran volume 1 kg atau setinggi
15 cm. Polybag harus memiliki lubang di bagian bawahnya agar drainasenya
baik. Kemudian isi polybag dengan tanah hingga setinggi ¾ bagian, lalu
dipadatkan.
Polybag diisi dengan kecambah biji pinang,
pengambilan kecambah ini harus hati-hati agar tunas dan akarnya tidak
rusak. Biji kecambah dibenamkan sedalam 4 Cm atau posisi rata dengan
permukaan tanah, setiap polybag berisi satu kecambah, kecambah ini
ditutupi dengan tanah secukupnya agar kelihatan rapi.
Agar
terhindar dari sengatan matahari bedengan diberi naungan. Tinggi tiang
naungan sekitar 2,5 m. Sebagai atap bisa dari daun kelapa, nipah dan
alang-alang , naungan mulai dikurangi setelah bibit berumur 1,5 bulan.
Pengurangan ini dilakukan hingga bibit akan dipindahkan pada pembibitan
kedua atau sudah berumur 5 bulan.
Polybag
yang disiapkan bervolume sekitar 6 kg media tanam. Ke dalam polybag
diisi tanah subur 2/3 bagian. Selain tanah subur, ke dalam polybag pun
dapat diisi dengan kompos plus. Dari 2/3 bagian polybag yang akan diisi
dengan media tanam, 50 % adalah kompos plus(pada bagian bawah) dan 50 %
sisanya diisi tanah biasa (pada bagian atas).
Setelah media
tanamnya dimasukan didalam polybag besar, bibit dari polybag kecil pada
pembibitan tahap pertama dapat dipindahkan. Caranya dengan menyobek
polybag kecil, lalu bibit ditanam dalam polybag besar. Tanahnya harus
relatif padat dan pangkal batang bibit tepat pada permukaan polybag.
Agar
pertumbuhan tanaman dalam polybag lebih sempurna pertumbuhannya perlu
dilakukan pemupukan NPK dengan dosis 20 g setiap polybag.
Pada
areal pembibitan ke dua ini tidak perlu ada pelindung dari sinar
matahari, karena sinar matahari sangat diperlukan bibit untuk
pertumbuhannya.
Lokasi pembibitan sebaiknya diberi pagar keliling
untuk menghindari gangguan dari hewan peliharaan, sebaiknya lokasi
pembibitan dekat dengan sumber air.
Pemeliharaan tahap ke dua ini
dilakukan selama tujuh bulan atau hingga bibit berumur satu tahun
terhitung dari pembibitan tahap pertama. Dan bibit siap di tanam.
Persiapan Lahan Penanaman
Tahapan
yang harus dilakukan setelah lokasi tanam di tentukan lahan perlu
dilakukan pengolahan lahan dari pembukaan lahan sampai dengan pembuatan
lobang tanam.
Penanaman di lahan
pertanaman kelapa (pinang sebagai tanaman sela) dapat dilakukan pada
lahan pertanaman kelapa yang memiliki jarak tanam 9 x 9 meter segi
empat. Tanaman pinang dapat ditanam diantara dua baris tanaman kelapa
dengan jarak tanam 2,5 x 2,5 meter segi empat
Penentuan jarak tanam
Jarak
tanam yang biasa di tanam dilapangan adalah 2,7 m X 2,7 m. Jarak tanam
ini dianggap cukup efisian untuk pertumbuhan tanaman.
Diantara tanaman dalam barisan dapat ditanami dengan tanaman lain seperti tanaman palawijo sebagai tanaman tumpang sari.
Pemancangan Ajir
Pemancangan
dilakukan setelah lahan penanaman bersih. Dengan pemancangan akan
memudahkan penentuan letak lubang tanam dengan jarak teratur.
Pemancangan
didasarkan pada kerapatan pohon per hektar, jarak tanam, dan topografi
daerah setempat. Pemancangan di areal rata dilakukan sesuai jarak tanam.
Sedangkan dilahan berbukit atau berkontur, pemancangan dilakukan dengan
arah barisan menurut kontur lahan dan jarak antar barisan menurut
proyeksi jarak antar barisan.
Alat yang digunakan untuk melakukan
pemancangan adalah tali nylon (tali polythylene). Tali nylon disiapkan
sepanjang 100 m. Pada tali tersebut diberi tanda (diikat diikat dengan
benang) batas setiap panjang 3 m. Sebaiknya ada perbedaan mencolok
antara warna tali nylon dengan benang. Fungsi tanda tersebut adalah
memudahkan penancapan ajir di areal.
Ajir biasanya dibuat dari
bambu dengan diameter minimal 2 cm. Tinggi anjir sekitar 1,5 m. Jumlah
ajir yang disiapkan sesuai jumlah tanaman yang seharusnya disiapkan
untuk luasan tertentu. Dengan jarak tanam 2,7 m x 2,7 m maka yang perlu
disiapkan sekitar 1.300 ajir (untuk luasan 1 hektar). Agar ajir mudah
ditancapkan ketanah bagian pangkalnya diruncingkan.
Setelah alat
dan ajir disiapkan, pemancangan dapat segera dilakukan. Tancapan satu
ajir di sudut tertentu dari lahan, misalnya sudut sebelah timur dan
ikatkan tali nylon pada ajir tersebut. Tarik tali seluruhnya kearah
sudut lainnya (barat). Beri ajir disudut barat dan ikat tali pada ajir
tersebut. Tarikan tali ini nantinya akan merupakan barisan pertama. Tali
harus ditarik lurus ke arah sudut lain. Penancapan ajir tersebut dapat
disesuaikan dengan lahan terpanjang walaupun tanpa arah.
Setelah
itu, tancapan ajir satu per satu sesuai tanda pada tali. Bila sudah
selesai, tali dapat dipindahkan pada barisan di sebelahnya atau barisan
kedua yang sebelumnya sudah diukur dengan jarak 2,7 m. Lakukan
pemancangan ajir seperti pada barisan pertama, demikian seterusnya
hingga seluruh lahan diberi ajir. Setiap selesai pemancangan ajir pada
satu barisan.
Pengaturan jalur dalam kebun jalur A (lebar 1 M)
sebagai jalan, jalur B ditanami kacang-kacangan. Jalur X sebagai
barisan tanaman pinang.
Pembuatan lubang tanam.
Lubang
tanam untuk pinang dibuat dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm. Lubang
tanam harus sudah dibuat 1 bulan sebelum penanaman karena perlu
dibiarkan terbuka kena sinar matahari selama 1 bulan. Setelah itu
lubang dapat di isi tanah lapisan atas yang telah dicampur dengan kompos
atau pupuk kandang sebanyak 1 kg. Selain itu, tanah lapisan atas
tersebut pun dapat dicampur pupuk NPK sebanyak 50-75 g/lubang. Tanah
tercampur pupuk tersebut dimasukan ke lubang hingga 1/3 bagian saja.
Penanaman tanaman penutup tanah.
Bila
lahan luas dan tidak ditanami tanaman tumpang sari, sebaiknya tanah
ditanami tanaman penutup tanah (cover crops). Penanaman dilakukan segera
setelah lahan bersih, pemancangan ajir, atau penyemprotan herbisida.
Penanaman tanaman penutup tanah sebaiknya saat musim penghujan.
Biasanya
tanaman penutup tanah adalah dari jenis kacang-kacangan seperti
Pueraria javanica, Centrocema pubercen, Calopogonium mucunoides,
Psophocarpus palutris, dan Calopogonium caeruleum. Tanaman ini dapat
ditanam dari biji atau dari stek.
Tanaman penutup tanah sangat
berguna untuk menambah cadangan unsur hara, memperbaiki sifat-sifat
tanah, mencegar terjadinya erosi, dan menekan pertumbuhan tanaman
pengganggu atau gulma.
Penanaman
Ada dua teknik penanam pinang yang dapat dilakukan, yaitu penaman dengan sistem monokultur dan sistem tumpang sari.
1. Penanaman sistem monokultur.
Penanaman
sistem monokultur artinya tanaman yang ditanam dalam satu areal hanya
satu jenis tanaman menghasilkan. Penanaman sebaiknya pada musim
penghujan. Bibit yang ditanam sebaiknya sudah merupakan hasil seleksi.
2. Penanaman sistem tumpang sari.
Dengan
penanaman sistem tumpang sari dapat memberikan nilai tambah petani
karena tanaman pinang baru berproduksi pada umur 5 tahun. Tanaman
tumpang sari yang biasa ditanam adalah tanaman palawija (Jagung,
kacang-kacangan). Dengan adanya tanaman tumpang sari petani sudah
mendapat pendapatan sebelum tanaman pinang berproduksi.
Pemeliharaan tanaman
Untuk memperoleh hasil yang maksimal maka yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Penyisipan tanaman
Penyisipan
dilakukan terhadap tanaman pinang yang mati atau tanaman tidak sehat
sebaiknya tanaman dicadangkan 5 % dari jumlah total populasi per hektar.
2. Pemupukan tanaman
Pemupukan
tanaman dilakukan dua kali dalam 1 tahun yaitu pada awal musim
penghujan dan pada akhir musim penghujan. Dosis pupuk untuk tanaman yang
berumur 4 tahun keatas (tanaman mulai berbunga) adalah: 100 g N; 40 g
P2O5; dan 140 g K2O (setara dengan 220 g urea; 80 g TSP; dan 240 KCL)
dan 12 kg kompos atau pupuk kandang per pohon per tahun. Untuk tanaman
muda berumur 1 tahun (tanaman baru dipindahkan ke lapangan) sampai 3
tahun, dosis pupuk masing-masing 25 %, 50 % dan 75 % dari dosis tanaman
mulai berbunga.
3. Penyiangan gulma.
Penyiangan dilakukan
agar tanaman terbebas dari gangguan gulma. Diusahakan agar disekitar
batang (daerah piringan) dengan diameter 0,5 sampai 2,0 m tidak ada
rumput/gulma yang tumbuhnya melewati pohon pinang. Pengendalian gulma
ini dilakukan setiap dua bulan.
a. Strip weeding
Strip
weeding artinya membersihkan gulma di sepanjang barisan tanaman hingga
bersih. Lebar yang dibersihkan cukup 1 m secara memanjang sesuai barisan
tanaman. Alat yang digunakan cangkul, tajak, sabit, Selain itu gulma
dapat diberantas dengan bahan kimia. Kegiatan ini dilakukan hingga lima
kali setahun secara berulang-ulang. Pinang yang sudah berumur 1-4 tahun
cukup dilakukan pembersihan dua kali setahun.
b. Strip spraying
Srtip
spraying artinya membersihkan gulma sepanjang barisan tanaman dengan
cara penyemprotan herbisida seperti : Paracol dengan konsentrasi 1,2-1,5
l/400 l air/ha dan Gramozone dengan konsentrasi 1,2-1,5 l/400 l air/ha.
Kegiatan ini untuk tanaman yang sudah berumur setahun atau lebih. Untuk
tanaman yang sudah berumur 2-3 tahun dapat dilakukan dua kali setahun.
Lebar jalur Strip spraying cukup 1,5 m, yaitu masing-masing 73 cm dari
kanan-kiri batang memanjang sesuai barisan tanaman.
c. Penyiangan bundaran pohon (ring weeding)
Penyiangan dilakukan di sekeliling pohon dengan radius 75-150 cm tergantung besarnya pohon.
4. Pengairan
Tanaman
pinang sangat peka terhadap kekeringan, oleh sebab itu penting
dilakukan pada daerah yang memiliki musim kering panjang. Tanaman perlu
diairi sekali dalam 4-7 hari tergantung jenis tanah dan iklim.
Pengendalian Organisme Pengganggu.
Sebagai
tanaman perkebunan lainnya, tanaman pinang tidak dapat terhindar dari
berbagai serangan hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Beberapa
hama dan penyakit penting pada tanaman pinang mulai dari pembibitan
sampai di gudang penyimpanan yang perlu diketahui.
HAMA DAN PENYAKIT.
A. H a m a
1. Bagworms.
Penyebab adalah Manatha albipes Moore. Ditemukan di bagian bawah daun dan membuat sejumlah lobang-lobang kecil.
2. Termit atau rayap.
Termit
dapat menyerang benih atau bibit pada musim kemarau. Serangan pada
bibit dimulai pada pangkal batang, sehingga bagian pucuk menjadi layu
dan lama kelamaan tanaman mati. Pengendalian rayap dapat dilakukan
dengan menutup bagian pangkal batang dengan pasir ataupun secara kimiawi
menggunakan insektisida Aldrin.
3. Belalang (Aularches miliaris Linn)
Menyerang lamina daun sehingga meyebabkan daun berlubang.
4. Kutu (mite)
Dikenal
3 jenis kutu menyerang tanaman pinang. Kutu merah (Raolella indica
Hirst) dan kutu putih (Oligonychus Indicus Hirst). Kutu oranye, Kutu
merah dan Kutu putih hidup berkelompok di bawah daun dan mengisap cairan
di daun mengakibatkan daun berwarna kekuningan, coklat dan akhirnya
mengering. Kutu oranye (Dolichotetranychus sp.) menyerang buah yang
masih muda dan bersembunyi dibagian dalam perianth buah serta mengisap
cairan, sehingga buah akan gugur Pengendalian dilakukan dengan
penyemprotan Kelthan 1.86 ml/l air ataupun penggunaan predator antara
lain Chilocorus sp.
5. Kepik (Carvalhoia arecae Miller and China)
Kepik
ditemukan berkumpul di bagian ujung ketiak daun. Kepik dewasa berwarna
hitam dan Kepik muda berwarna hijau kekuningan, keduanya mengisap cairan
pada bagian spindle sehingga pertumbuhan tidak normal. Daun yang telah
diisap nampak garis-garis nekrotik berwarna coklat tua lama kelamaan
daun mengering dan patah. Pengendalian dilakukan dengan insektisida
sistemik Sevin 4G dengan dosis 10 g per tanaman setiap 3 bulan.
6. Tempayak akar (Leucopholis burmeisteri Brenske)
Tempayak
akar atau dikenal tempayak putih merupakan hama yang cukup merugikan
tanaman pinang. Bentuk hama ini seperti hurup ”V” serta tubuh lembut
dengan kaki berbulu warna coklat.
7. Ulat bunga (Tirathaba mundella Walk)
Ulat
bunga menyerang mayang dengan mengisap cairan dalam bunga. Ulat dewasa
meletakan telurnya pada bagian spatha. Sehingga Spadix tidak dapat
membuka dengan sempurna. Pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan
Endre x 20 EC 0.125 % atau Malathion 50 % EC dengan dosis 2 ml / l air
8. Gugur buah muda
Gugur
buah muda disebabkan oleh kepik Pentatomid (Halyomorpha marmorea F).
Buah pinang yang ditusuk dengan belalai akan mengeluarkan cairan. Buah
yang ditusuk akan berwarna hitam pada permukaan kulit buah dan dagingn
buah akan berwarna coklat gelap. Gejala ini akan berkembang terus
sehingga menyebabkan buah gugur. Pengendalian secara kimiawi dilakukan
dengan menyemprot Endosulfan 0.05% pada tandan.
9. Kumbang pinang (Coccotrypes carpophagus Horn).
Kumbang
pinang dewasa menyebabkan kerusakan dengan menggerek buah sehingga
berlubang sampai pada bagian biji. Besar lubang gerekan kira-kira
berdiameter 0.6 - 1.0 mm.
10. Coffee bean weevil (Araecerus fasculatus D.)
Coffee
bean weevil menyerang biji pinang yang mengakibatkan buah berlubang
sebesar 1.5 - 2.5 mm. Hama ini ditemukan pada buah pinang di bagian
dalam perianth. Musuh alami adalah parasit Anisopteromatus calandra
Howard.
11. Kumbang sigaret (Lasioderma serricome F.)
Kumbang
dewasa berwarna coklat kekuningan dengan bulu-bulu bercahaya . Kumbang
ini menggerek buah dan bekas gerekannya terlihat seperti tepung . Musuh
alaminya yaitu parasit Anisopteromatus calandrae Howard.
12. Ngengat padi (Corcyra cephalonica Stainton)
Ngengat
membuat rongga-rongga didalam buah pinang dan memakan daging buahnya.
Pengendalian hama gudang ini dengan mengguunakan tablet phostoxin dengan
dosis 800 g/1000 cm³ luas gudang.
B. Penyakit
1. Bercak daun menguning (yellow leaf spot)
Penyebabnya
penyakit brtcak daun adalah cendawan Curvularia sp. Gejala pada lamina
daun, terlihat bercak-bercak kuning 3-10 mm diameter. Infeksi lanjut
dapat menyebabkan kematian bibit. Penyemprotan dengan Dithane dapat
mengurangi serangan.
2. Leaf blight.
Penyebabnya adalah
Pestalotia palmarum Cooke. Gejala penyakit berupa bercak-bercak coklat
kekuningan pada helaian daun. Pemupukan N dan K2O ataupun dengan
pemberian naungan dapat menekan penyakit.
3. Karat merah daun (red rust)
Penyebabnya
yaitu Cephaleuros sp. Cendawan ini menginfeksi batang dan daun.
Sehingga terlihat bercak tak beraturan pada bagian batang dan daun yang
berwarna kekuningan. Untuk menghindari perlu dibuat naungan secukupnya.
4. Busuk akar/pangkal batang (root/collar rot)
Penyebabnya
adalah cendawan Fusarium sp. dan Rhizoctoria sp. Penyakit ini biasanya
terlihat di pembibitan dengan sistim drainase jelek. Serangan cendawan
ini mengakibatkan tanaman layu.
5. Busuk buah (fruit rot)
Penyebabnya
adalah Phytopthora arecae. Gejala bercak basah terlihat pada permukaan
buah dekat kelopak bunga (perianth). Bercak ini akan menyebar sehingga
warna buah berubah menjadi hijau tua. Jika bercak mencapai bagian apikal
buah maka akan menyebabkan buah gugur. Pengendalian secara kimia dapat
di lakukan dengan fungisida Copper oxychlorride serta fitosanitasi
(pembersihan) kebun. Pengendalian lainnya dengan melakukan fotosanitasi
pada kebun-kebun.
6. Busuk pucuk (bud rof)
Penyebabnya
sama dengan penyakit busuk buah. Yaitu P. Arecal. Bagian yang diserang
adalah pangkal spidel pangkal spindle berwarna berangsur bagian yang
terinfeksi serangan berat menyebabkan kuning coklat pucuk membusuk
dengan bau khas. Pembersihan lokasi pertanaman dari tanaman terserang
akan mencegah penyebaran penyakit.
7. Daun menguning (yellow leaf disease)
Penyebabnya
adalah mycoplasm like organism (MLO). Daun yang terserang
memperlihatkan warna kekuningan dan terdapat garis-garis nekrotik. Pada
lamina daun. Pertumbuhan daun akan mengecil sehingga produksi buah
menurun. Daging buah berwarna kehitaman. Pengendalian dengan cara
terpadu dengan pemupukan, penggunaan fungisida 2 g phorate granula per
pohon serta fitosanitasi.
8. Busuk kaki (foot rot)
Penyebabnya
adalah Ganoderma lucidum. Munculnya penyakit ini karena kurang
pemeliharaan kebun, drainase jelek. Tanaman yang terserang menunjukan
gejala kekeringan dimana daun menguning, terkulai dan akhirnya patah.
Infeksi lanjut yaitu batang terlihat bercak coklat tidak beraturan dan
mengeluarkan cairan. Akar tanaman akan membusuk. Untuk menghindari perlu
pengaturan sistim drainase, kebersihan kebun. Bebeberapa mikroorganisme
antagonis seperti Trichoderma sp, Streptomyces sp. dapat menjadi agen
hayati pengendalian penyakit ini.
9. Die back pembungaan dan bubur buah.
Cooletotrichum
gloesporioides berasosiasi dengan penyakit ini. Gejalanya terlihat
tulang daun menguning dan terlihat mengering mulai ujung daun sampai ke
arah pangkal. Bunga betina akan gugur. Faktor lainnya yang menyebabkan
gugur buah adalah kegagalan polinasi, kandungan unsur hara kurang,
cekaman air dan temperatur atupun faktor fisiologis.
Pengendalian
dengan fungisida Dithane 4 g/L air pada 2 tahap yaitu dilakukan pada
saat bunga betina terbuka dan pada 20-24 hari berikutnya.
10. Bacterial leaf stripe.
Penyebab
yaitu Xanthomonas campestris pv. Arecae. Gejala daun terlihat
bercak-bercak selebar 0.5-1.0 cm. Permukaan bagian bawah daun ditutupi
oleh bakteri. Daun yang terserang menimbulkan bercak yang tidak teratur
berwarna putih keabuan atau kekuningan. Penyemprotan dengan antibiotik
tetracyclin 1 g/2 L air yang dilakukan setiap 2 minggu.
11. Mengecil (Band)
Penyebab
penyakit ini belum diketahui. Gejalanya yaitu daun menjadi pendek,
mengecil dan berbentuk sapu. Warna daun menjadi hijau tua, batang
meruncing dan jarak antar ruas batang memendek. Mahkota pohon bentuk
seperti berbunga mawar, sehingga pembungaan menjadi tidak sempurna, dan
produksi buah menurun. Pengendalian penyakit dilakukan dengan perbaikan
drainase, penggemburan tanah. Pemberian campuran Copper sulfat dengan
kapur perbandingan 1 : 1 dengan dosis 225 g per pohon per 6 bulan dapat
memperbaiki kondisi lingkungan tumbuh.
12. Batang berdarah (stem bleeding)
Penyebabnya
adalah Thielaviopsis paradoxa Von Hohn (Ceralostomelia paradoxa).
Terjadi perobahan warna pada bagian yang terinfeksi di bagian batang dan
jaringan lembut serta mengeluarkan cairan berwarna coklat gelap. Dugaan
bahwa penyakit ini berkembang akibat air tanah yang dangkal dan
drainase jelek. Untuk menghindari serangan hama Xyleborus sp. Yang dapat
masuk melalui lobang tersebut dilakukan penempelan dengan tar dan
insektisida.
13. Buah retak (nut splitting)
Penyebabnya
karena ketidak seimbangan fisiologis. Karakteristik penyakit ini
terlihat dari buah pinang yang retak-retak. Gejala yang dimulai dengan
buah kekuningan ketika buah setengah matang atau tiga per empat bagian
matang. Perbaikan drainase dan penyemprotan dengan Borax 2 g/1 l air
pada tahap awal dapat menekan serangan penyakit.
Umumnya buah
pinang akan terserang penyakit pada saat panen, prosesing sampai
penyimpanan. Sumber infeksi terutama berasal dari :
a). Infeksi
pada tanaman. Buah pinang yang berasal dari tanaman terserang penyakit
buah pecah (nut spliting) akan mudah terserang juga oleh organisme
sekunder seperti: Aspergiles sp., Penicilium sp.
b). Infeksi
selama panen dan prosesing. Buah pinang yang biasanya panen kemudian
terjatuh ketanah sering ditemukan adanya infeksi ke buah tersebut. Jenis
cendawan yang ditemukan seperti Aspergillus niger, A. Flavus,
Botryodiplodia theobromae dan Rhizopos sp. Kurangnya pemanasan selama
proeses pengeringan awal tentu akan memudahkan tumbuhnya
cendawan-cendawan tertentu.
c). Infeksi selama pengangkutan dan
penyimpanan. Buah pinang yang dipanen dan keranjang yang digunakan untuk
menampung harus bersih. Demikian pula pada penyimpanan di gudang
haruslah dalam keadaan yang terkontrol. Cendawan yang sering ditemukan
pada proses pasca panen adalah Aspergillus niger arecae, Subramanella
arecae.
Perlu diketahui untuk pengendalian penyakit selama panen
sampai di gudang yang perlu diketahui adalah : menghindari kontak
langsung buah pinang dengan tanah, buah pinang sebaiknya dimasukan ke
dalam karung goni polyetylen dan melakukan fumigasi ruang penyimpanan
dengan ethylene dibromide.
PANEN DAN PASCA PANEN
A. Panen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Panen buah masak penuh.
Panen
dapat dilakukan pada buah yang menjelang masak atau sudah masak. Tanda
buah siap panen adalah warna kulit berwarna kuning atau kemerahan. Panen
dapat dilakukan setiap bulan dengan menggilir beberapa kelompok
tanaman. Pada skala usaha luas 1 ha, panen dapat diatur sekali sebulan
dengan produksi rata-rata 400 kg biji pinang kering.
2. Panen buah muda.
pinang
kacung 110Panen dilakukan saat buah masih berwarna hijau tua atau
berumur antara 7-8 bulan (Gambar 4). Biasanya buah yang dipanen cara
seperti ini, dalam proses pasca panen melalui perebusan sehingga buah
akan mengeras dan tidak mudah terserang hama/penyakit.
B. Penanganan pasca panen
Sesudah
di panen buah dibelah menjadi dua tujuannya adalah agar buah cepat
kering, setelah buah terbelah semua segera dikeringkan dengan panas
sinar matahari, setelah kering buah yang masih mempunyai kulit tadi di
cungkil setelah itu buah di jemur kembali selama 50 jam. Penjemuran
berlangsung selama 4 hari secara berturur-turut. Setelah kering biji
pinang dapat dikemas dalam karung plastik untuk dijual atau disimpan
dalam gudang.
sumber : http://infotanam.blogspot.com/2013/05/cara-budidaya-pohon-pinang-intensif.html
sumber gambar :
gambar 1 : http://pinangmuda.files.wordpress.com/2011/07/jambe.jpg
gambar 2 : http://sekedarcatatan.files.wordpress.com/2013/11/khasiat-tanaman-obat-pinang.jpg
gambar 3 : https://buahpinangmurah.files.wordpress.com/2014/10/cropped-dscn6942-ddddd.jpg
KOTAPADI FLONA Lereng Merapi Sleman Yogyakarta